REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Utusan Allah SWT para nabi terdahulu sejak Nabi Adam as telah melakukan ritual haji di tanah Hizaj (Makkah). Dari sekian banyak nabi yang telah berhaji, hanya cara Nabi Ibrahim yang paling detail dan lengkap manasik hajinya.
"Haji yang dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim mempunyai manasik (tata cara dan pelaksanaan ibadah haji) yang terurai, terutama terkait dengan tempat dan kegiatan," kata Dr Shaleh Putuhena dalam bukunya Historiografi Haji Indonesia.
Cara mengerjakan haji Nabi Ibraim lestari sampai kepada umat Nabi Muhammad SAW. Hal ini menjadikan Nabi Ibrahim dijuluki sebagai bapak syariat atau Abul Anbiya bapaknya para nabi. Surat Al-Baqarah ayat 124 menegaskan julukan tersebut kepada Ibrahim.
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim AS diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim".
Shaleh melanjutkan, beberapa di antara manasik tersebut berkaitan dengan sejarah hidup keluarga Ibrahim. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, salah seorang sahabat nabi yang banyak meriwayatkan hadis suatu ketika hajar dan Ismail yang masih kecil itu ditinggalkan oleh Ibrahim untuk suatu keperluan.
Pada suatu hari, sepeninggalan Ibrahim air telah habis, Ismail menangis kehausan, hajar kebingungan dan lalu mondar-mandir antara bukit Safa dan bukit Marwa yang tidak jauh dari tempat Ismail berbaring. Meskipun usaha keras untuk mendapatkan air itu belum berhasil, hajar terpaksa kembali sejenak untuk menengok anaknya.
"Pada waktu itulah ia bertemu dengan malaikat yang sedang menghentakan kakinya ke pasir. Dari bekas kakinya terpancarlah air yang kemudian terkenal dengan nama zam-zam," katanya.
Peristiwa mondar-mandir hajar Safa dan Marwa itu diabadikan dalam manasik haji atau umroh sebagai Sai. Berita tentang terdapatnya air zam-zam di Makkah tersebar di kalangan suku Jumhur yang menempati suatu kawasan yang tidak jauh dari situ. "Akhirnya mereka pindah ke lembah Makkah untuk menetap bersama keluarga Ibrahim," katanya.
Di tempat inilah Allah memerintahkan kepada Ibrahim untuk menyeru manusia melaksanakan ibadah haji. Akan tetapi melalui ayat lain dari Abdullah bin Amr, Ibrahim melempar jumroh setelah dia kembali dari Arafah, dan setelah itu dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban dan bercukur.
Shaleh mengatakan, haji yang dilaksanakan oleh Ibrahim dan pengikutnya telah mengalami perkembangan dibandingkan dengan pelaksanaan haji pada masa Nabi Adam dan sesudahnya. Tempat pelaksanaan ibadah haji juga tidak hanya di Ka'bah tetapi juga meliputi bukit Safa dan Marwah, serta Mina dan Arafah.
Demikian pula dengan kegiatan haji yang tidak terfokus pada tawaf mengelilingi Ka'bah tetapi juga, melempar jumroh, menyembelih hewan qurban dan bercukur. Akan tetapi, tidak ada informasi yang jelas mengenai waktu pelaksanaan ibadah haji oleh Ibrahim.
Hanya ada sedikit informasi terkait dengan awal mula haji yang dikerjakan oleh Ibrahim. Di dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa Jibril mendatangi Ibrahim dan mengajaknya pada hari 'tarwiyah' hari kedelapan bulan Dzulhijjah. Demikian pula tidak terdapat keterangan yang jelas mengenai kapan Ibrahim melakukan kegiatan melontar jumrah.
Hanya saja jika kegiatan melempar jumroh itu dilaksanakan sesudah Arafah maka kemungkinannya adalah kegiatan tersebut terjadi pada hari 'nahar' yaitu tanggal 10 Dzulhijah sebagaimana yang juga terjadi sekarang. Kegiatan menyembelih binatang kurban juga dilaksanakan pada hari yang sama meskipun tidak dijelaskan bahwa pada hari itulah datang perintah untuk menyembelih Ismail.
"Hanya saja jika yang akan disembelih adalah Ismail maka sangat mungkin bahwa pada waktu dan tempat itulah perintah untuk berkurban dilaksanakan," katanya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Ibrahim melaksanakan ibadah haji adalah pada bulan Dzulhijjah, sebagaimana yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad dan umatnya. Seruan Ibrahim kepada umat manusia untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitullah ternyata mendapat sambutan hangat dari sebagian pengikutnya.
"Dikabarkan bahwa itu seruan itu telah disambut oleh Sarah istri pertamanya bersama putranya Ishak yang berangkat dari Syam untuk melaksanakan haji ke Baitullah di Makkah," katanya.