Rabu 16 Sep 2020 19:53 WIB

Semangat Ibnu Batutah Berhaji Naik Unta

Setelah dirampok Ibnu Batutah meneruskan perjalanannya dengan berjalan kaki.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Semangat Ibnu Batutah Berhaji Naik Unta (ilustrasi)
Foto: MgIt03
Semangat Ibnu Batutah Berhaji Naik Unta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Semangat untuk bisa pergi ke Tanah Suci untuk haji atau umroh tidak terjadi kepada umat Muslim sekarang ini. Umat Muslim terdahulu juga begitu menginginkannya bisa sampai ke negeri kelahiran Nabi Muhammad SAW meski minim perbekalan.

Minimnya perbekalan menuju tanah suci pernah dilalui Ibnu Batutah. Semangat pemilik nama Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah Al Lawati Al-Tanji mampu menembus batas, ruang dan waktu demi sampai ke Baitullah.

Perjuangan Batutah mesti menjadi motivasi bagi siapa aja yang ingin mencapai Tanah Suci, meski memiliki perbekalan tak banyak namun dengan tekad kuat dan ikhlas minta pertolongan Allah, pasti akan sampai ke tanah Hizaj. Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah Al Lawati Al-Tanji dilahirkan di Maroko Afrika Utara pada 24 Februari 1304 M.

Pemuda dengan sebutan Ibnu Batutah ini berjuang untuk memenuhi panggilan Allah ke Makkah. "Di kemudian hari ia dikenal bukan hanya sebagai penjiarah Ka'bah, tetapi seorang penjelajah dunia, termasuk menjelajahi Indonesia luar biasa kan," kata Firmansyah Dimmy dalam bukunya "Cara Mudah Menuju Mekah".

Firmansyah mengatakan menurut catatan sejarah awal penjelajahan dunianya adalah ketika Batutah pergi menunaikan ibadah haji pada usia kurang dari 21 tahun. Ibnu Batutah mengawali perjalanan haji pada 14 Juni 1325 masehi dengan unta. "Menempuh jarak ribuan kilometer menuju tanah suci Makkah," katanya.

Dalam perjalanan menuju tanah suci Makkah, pengalaman Batutah tidaklah mulus, ia mengalami beberapa kesulitan karena perbekalannya dirampok namun dengan tekad yang membaja, tidak membuat Batutah balik kanan pergi ke negerinya di Maroko untuk mengakhiri ekspedisinya menuju Makkah. "Karena di tengah perjalanan dirampok pemuda Maroko ini meneruskan perjalanannya dengan berjalan kaki," katanya.

Lalu, 10 bulan kemudian tepatnya pada 15 April tahu 1326 Masehi, Batutah tiba di Iskandariyah, Mesir dan memperoleh bantuan dari Sultan Mesir berupa uang dan hadiah untuk melanjutkan perjalanan ke tanah suci Makkah. Dalam perjalanannya ia juga sempat tersesat menemui jalan buntu dibibir sebuah tebing pantai.

"Dengan pantang menyerah, beliau kembali ke Mesir dan menyalurkan melanjutkan perjalanan ke Mekah melalui Gaza Jerusalem, Hamamah dan Damaskus," katanya.

Pascamenerima bantuan dari Sultan Mesir, penderitaan Ibnu Batutah tidak begitu saja selesai menimpa dirinya. Ketika itu, dia masih harus merasakan ekstrimnya cuaca selama perjalanan menuju Makkah.

"Dia juga merasakan ganasnya badai gurun namun berkat daya juang dan keyakinan yang teguh, setelah menghabisi waktu ratusan hari akhirnya Ibnu Batutah sampai juga di hadapan Ka'bah yang menjadi impiannya selama ini. Subhanallah."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement