REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Orang-orang mulai meninggalkan Arab Saudi setelah penerbangan internasional kembali diizinkan pada Selasa (15/9). Sedangkan bagi yang mendarat di Saudi wajib menjalani karantina tiga hari.
Penerbangan internasional diizinkan lagi dengan batasan kapasitas bagi ekspatriat yang memenuhi syarat dan telah mendaftar ke Kemendagri Saudi. Pihak Kemedagri Saudi yang nantinya menentukan siapa yang bertahan di Saudi dan siapa yang boleh angkat kaki ke negara asalnya.
Warga Saudi Ali Abdulhameed menceritakan kembali ke negaranya dari Amerika tepat sebelum penerbangan internasional ditutup pada Maret lalu. Ali ialah mahasiswa Universitas Negeri Delaware yang mendapat beasiswa.
"Saya sungguh tak menyangkanya menghabiskan waktu lebih banyak disini. Awalnya bingung apa harus kembali ke kampus atau kuliah daring di Jeddah?" kata Ali dilansir dari Arab News pada Rabu (16/9).
Ali terus memperbaharui informasi tentang penerbangan internasional. Ia ingin tahu bagaimana cara kembali ke Amerika. Setelah dua kali mengajukan izin, Ali gagal memperolehnya.
"Beruntung saya berhasil di percobaan ketiga. Saya bisa kembali ke Washington setelah penerbangan internasional diizinkan lagi," ujar Ali.
Ahad kemarin, Kemendagri Saudi mengumumkan pengaktifan lagi sebagian rute penerbangan internasional. Penghapusan batasan penerbangan rencananya baru dilakukan pada awal tahun depan.
Tiap orang yang tiba di Saudi dari luar negeri wajib karantina mandiri tiga hari walau telah menunjukkan hasil negatif PCR. Mereka juga wajib mendaftarkan kepergian dan keberangkatannya ke pemerintah.