REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi akan merilis aplikasi online untuk pendaftaran umroh setelah penangguhan selama tujuh bulan akibat pendemi Covid-19. Kerajaan telah mengumumkan pelayanan ibadah umroh akan dibuka kembali secara bertahap.
"Kerajaan akan meluncurkan aplikasi yang memungkinkan warga, penduduk Arab Saudi, dan pengunjung untuk mendaftar dan memesan waktu dan tanggal tertentu untuk umroh dan menghindari keramaian dan mematuhi pedoman jarak sosial," kata Menteri Haji Saudi, Muhammad Benten, Selasa (22/9).
Kendati demikian, Benten belum menuturkan kapan tepatnya pelayanan ibadah umroh akan benar-benar dibuka kembali. Benten juga tidak menyebutkan berapa banyak jamaah yang akan diizinkan melakukan umroh, sebagaimana ibadah haji yang kuotanya dibatasi hanya 1.000 jamaah.
Kerajaan hanya menekankan pelayanan umroh akan dilakukan dengan jumlah jamaah terbatas untuk menghindari penyebar virus. Peziarah nantinya akan dipilih setelah melamar melalui portal online dan semua pendaftar merupakan penduduk atau warga Arab Saudi.
Kerajaan biasanya menerima jamaah haji hingga dua juta orang, namun pada tahun ini hanya 1.000 jamaah yang diseleksi setelah lulus uji tes dan menjalani karantina. Kerajaan Arab Saudi sejak Senin kemarin telah melonggarkan pembatasan penerbangan internasional untuk pertama kalinya dalam enam bulan. Kerajaan mengizinkan warga negara Teluk Arab dan penduduk asing Arab Saudi di luar negeri kembali memasuki negaranya, dengan syarat mereka tidak terinfeksi virus corona.
Kerajaan juga memperbolehkan sebagian penduduk Arab Saudi, seperti pelajar Saudi dengan beasiswa di luar negeri dan staf kedutaan asing keluar dan masuk Kerajaan. Sejak kasus Covid-19 terdeteksi, Arab Saudi mencatat lebih dari 330 ribu kasus terkonfirmasi termasuk lebih dari 4.500 kematian akibat virus corona.