REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pemerintah Arab Saudi akan membuka layanan umroh tahap pertama pada 4 Oktober 2020. Pada tahap pertama ini, masing-masing jamaah hanya diberi waktu tiga jam untuk melaksanakan umroh. Pelaksanaan umroh dioperasikan melalui aplikasi I'tamarna.
Setiap hari, Kerajaan akan menerima 6.000 jamaah yang akan dibagi lagi dalam beberapa gelombang. Mereka akan melaksanakan umroh dengan waktu yang berbeda. Setiap kelompok akan terdiri dari 1.000 jamaah dan diberi waktu tiga jam untuk melakukan umroh.
Ahmed Bajaiffer, seorang investor di perusahaan umroh, mengatakan pemerintah Saudi telah memutuskan melanjutkan layanan umroh setelah penangguhan selama tujuh bulan karena pandemi virus corona. Umat Islam ujarnya, tidak boleh berhenti menunaikan ibadah haji dan umroh sambil terus menghormati tindakan pencegahan penyebaran virus.
Tahap pertama hanya dibuka 30 persen untuk orang Arab Saudi dan ekspatriat yang tinggal di Kerajaan. Tahap selanjutnya akan diperluas untuk memungkinkan jamaah dari luar Arab Saudi.
"Kinerja akan dinilai oleh otoritas terkait sebelum memungkinkan perluasan lebih lanjut ke kapasitas 75 persen di fase kedua, dan kapasitas penuh di fase ketiga untuk menerima jamaah dari luar Kerajaan," ujar Bajaiffer dilansir di Arab News, Jumat (25/9).
Ahmed Saleh Halabi, seorang jurnalis dan penulis yang berspesialisasi dalam layanan haji dan umroh, mengatakan keputusan memulihkan umroh menekankan kepedulian kepemimpinan Saudi untuk membantu orang-orang melakukan umrah dengan aman, sejalan dengan tindakan pencegahan.
"Pemulihan umroh secara bertahap dapat membantu mengurangi kerusakan finansial pada perusahaan dan institusi umroh," katanya.
Halabi mengutip pernyataan menteri haji dan umroh Arab Saudi yang mengatakan, ada lebih dari 30 perusahaan lokal dan internasional yang menangani layanan umroh bagi jamaah. Dia berharap hal ini tidak menimbulkan kerugian finansial baru bagi perusahaan penyedia layanan umrah tersebut.
https://www.arabnews.com/node/1739701/saudi-arabia