REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Masjidil Haram bersiap menyambut kembali jamaah umroh mulai 4 Oktober 2020. Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci telah bertindak untuk menerapkan serangkaian tindakan pencegahan dan inisiatif yang diluncurkan oleh Kepala Kepresidenan Sheikh Abdul Rahman Al-Sudais untuk menerima jamaah.
Rencana kepresidenan untuk menerima jamaah dan pengunjung berfokus pada penyediaan layanan dan fasilitas terbaik dan berkualitas tinggi dengan cara memastikan keamanan mereka dari virus corona. Inisiatif ini termasuk pemasangan kamera termal yang sangat canggih yang dilengkapi dengan sistem pemantauan resolusi tinggi.
"Kamera itu nanti mengeluarkan peringatan ketika mendapatkan peziarah dengan suhu tinggi saat memasuki Masjidil Haram, sehingga pihak berwenang akan segera menangani mereka yang dicurigai terinfeksi virus," kata Al-Sudais dilansir di Saudi Gazette pada Jumat (25/9).
Al-Sudais juga mencanangkan inisiatif penanganan masker serta sistem untuk menerapkan tindakan pencegahan selama pendistribusian air Zamzam. Selain itu, pekerjaan sterilisasi dan desinfeksi di Masjidil Haram juga terus dilakukan.
Menurut dia, langkah-langkah tersebut dilakukan untuk memastikan kondisi yang sehat dan aman bagi jamaah dan pengunjung Masjidil Haram. "Kepresidenan telah mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk menerima jamaah serta koordinasi dan kerja sama dengan otoritas kesehatan untuk pelaksanaan semua tindakan pencegahan di dalam Dua Masjid Suci," ujarnya.
Kementerian Haji dan Umroh mengumumkan pada Rabu bahwa masuknya jamaah umroh, dan pengunjung ke Dua Masjid Suci akan diatur melalui aplikasi l'tamarna yang akan tersedia di ponsel pintar mulai 27 September. Aplikasi ini akan memungkinkan peziarah dan pengunjung merencanakan ziarah dan kunjungan mereka terlebih dahulu.
Mereka juga bisa membuat reservasi layanan opsional untuk melakukan ritual dengan mudah dan nyaman. Selain itu, untuk memastikan kepatuhan terhadap kesehatan dan tindakan pencegahan yang disetujui Kementerian Kesehatan dan otoritas kompeten lainnya demi membendung penyebaran virus corona.
Kementerian mengatakan aplikasi akan tersedia untuk pengguna sistem operasi Ios dan Android tujuh hari sebelum dimulainya umroh. Pendaftaran data jamaah haji dan pengunjung Masjidil Haram ini akan langsung terkait dengan aplikasi Tawakkalna.