REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kerajaan Saudi mulai membuka kembali umrah dan pemulihan ibadah tersebut akan berlangsung dalam tiga tahap. Masing-masing tahap dibuka dengan kapasitas tertentu dan di bawah pengawasan konstan seperti standard yang diberlakukan selama haji Agustus lalu.
Menteri Haji dan Umrah Saudi, Dr. Mohammed Saleh Benten, memastikan akan membantu para peziarah. Dia juga membantah rumor tentang Kerajaan yang mengenakan biaya apa pun untuk memesan slot waktu.
Menteri mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan jamaah, setiap langkah dan persiapan dilakukan menggunakan komputerisasi AI. Kementerian Haji dan Umrah meluncurkan aplikasi umrah baru, I'tamarna, Ahad (28/9). Kehadiran aplikasi ini dinilai akan membantu menegakkan standar kesehatan di tengah pandemi Covid-19, sehingga memudahkan jamaah memesan perjalanan umrah mereka selama diizinkan oleh pihak berwenang.
Pengguna yang mengunduh aplikasi juga harus memastikan mereka terdaftar dalam aplikasi Tawakkalna milik Kementerian Kesehatan. Pendaftaran diperlukan guna memeriksa status kesehatan pengguna dan kelayakan untuk melakukan ritual umrah.
Dalam wawancara dengan program Al-Rased TV Nasional Saudi, Benten mengumumkan fase pertama umrah memungkinkan 6.000 jamaah setiap hari dan akan dibagi menjadi 12 kelompok selama 24 jam. Langkah ini diambil dengan tujuan mempertahankan langkah-langkah jarak sosial dengan bantuan pihak berwenang.
Kementerian Haji ingin memastikan jamaah umrah menerima layanan yang sama yang diberikan kepada jamaah haji. Menteri Benten juga menyebut, pelaksanaan umrah kali ini lebih akurat serta lebih tepat dengan lebih banyak tindakan pencegahan di tempat.
"Kami juga telah menetapkan kelompok usia antara 18-65 tahun bagi mereka yang mampu. Mereka yang tidak mampu berjalan jauh, diizinkan menggunakan kursi roda untuk melakukan Tawaf dan Sa'i. Namun aliran Tawaf (mengitari Ka'bah tujuh kali) akan konsisten dengan kecepatan dan arus yang sama," kata menteri dilansir di Arab News, Senin (28/9).
Menteri Benten meyakinkan pihaknya memiliki rencana implementasi yang akurat untuk memfasilitasi arus warga dari tanggal 17 Safar/4 Oktober yang akan melakukan ritual Umrah. Setiap jamaah memiliki jangka waktu tertentu untuk melakukan ritual umrah.
Jamaah haji yang tiba dari luar Makkah dan memesan hotel atau tempat tinggal, akan diminta bertemu di check point 15 menit sebelum jadwal keberangkatan mereka ke Masjidil Haram. Di lokasi tersebut, mereka akan bertemu dengan pemandu dan spesialis kesehatan yang menjadi pendamping selama mereka melakukan umrah di periode waktu yang mereka pesan.
Anak-anak akan diizinkan menemani orang tua mereka selama kehadirannya ditambahkan ke aplikasi Tawakkalna dan di bawah tanggungan pengguna. Pengguna juga dapat menambah tanggungan untuk menemani mereka menunaikan umrah.
Mobil tidak akan diizinkan parkir di dalam zona pusat di sekitar Masjidil Haram, dengan pengecualian bagi mereka yang tinggal di area tersebut. Peziarah yang datang dengan mobil tanpa pemesanan hotel, dapat bertemu dengan kelompok yang telah ditunjuk ke slot waktu pilihan yang sama, dengan menemui mereka di pos pemeriksaan dan diangkut menggunakan bus.
Peziarah yang datang dari luar negeri diizinkan memasuki Kerajaan pada tahap ketiga dari rencana pembukaan kembali umrah. Kementerian Kesehatan yang menentukan kewarganegaraan mana yang akan diizinkan memasuki di Kerajaan.
“Jamaah haji yang datang dari luar negeri akan mendapat perlakuan yang sama dengan warga Arab Saudi. Mereka dapat memesan slot waktu dan tiba di Kerajaan, dengan mengetahui sepenuhnya mereka akan diurus dari kedatangan hingga keberangkatan," kata Menteri Benten.