REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Rencana dibukanya kembali ibadah umroh oleh pemerintah Arab Saudi mendapat sambutan positif dari kalangan ekspatriat di sana. Pekerja asal Yaman di Saudi, Sattam Jassar, mengatakan telah berada di Saudi selama bertahun-tahun, dan tidak ingin mengajukan izin umroh.
"Banyak ekspatriat di Arab Saudi yang izin tinggalnya telah berakhir bersiap untuk kembali ke negara mereka. Saya percaya orang-orang ini harus diberi kesempatan untuk menunaikan ibadah haji yang lebih rendah karena mereka mungkin tidak menemukan kesempatan lagi untuk mengunjungi Masjidil Haram di Makkah," kata Jassar dilansir di Arab News, Senin (28/9).
Jassar juga meyakini, pembukaan kembali ibadah umroh akan diterapkan dengan protokol kesehatan yang ketat. "Negara ini (Saudi) dikenal tidak pernah berbuat sesuatu yang merugikan jemaah haji," kata Jassar.
Sementara itu, Saleh Al-Qudaimi, sopir asal Yaman berusia akhir lima puluhan di Saudi, mengatakan bakal melakukan semua yang dia bisa untuk menjadi kelompok pertama yang melaksanakan ibadah umroh.
"Anda tidak bisa membayangkan betapa tidak sabar saya mengenakan pakaian putih dan mengelilingi Ka'bah yang sakral. Pandemi ini telah membuat saya kehilangan kesenangan yang saya rasakan ketika berada di Masjidil Haram. Saya ingin umroh setidaknya sekali lagi dalam hidup saya," katanya.
Menurut Qudaimi, otoritas Saudi telah berhasil mengatur haji terakhir dan mereka akan melakukan hal yang sama saat melanjutkan umrah. "Tanpa kasus Covid-19 yang tercatat, haji terakhir sukses, dan ini tidak mungkin terjadi jika tidak ada pengelolaan haji yang profesional. Manajemen ini akan membuat umroh kali ini menjadi kisah sukses lainnya, dengan langkah-langkah kesehatan yang diambil pihak berwenang," kata Al-Qudaimi.
Khairallah Al-Zahrani, seorang guru sekolah, mengatakan, keputusan untuk melanjutkan umroh secara bertahap setelah tingkat kasus virus corona berkurang adalah keputusan bijak yang memenuhi tuntutan jamaah dan langkah-langkah kesehatan untuk umroh yang aman.
Al-Zahrani mengatakan telah beberapa kali melakukan umrah, dan tidak akan mengajukan izin umrah. "Ada banyak Muslim dari berbagai kebangsaan yang tinggal di Arab Saudi, dan orang-orang ini sekarat untuk melakukan umrah setelah masa penangguhan yang lama karena pandemi," katanya.