REPUBLIKA.CO.ID, PUTRAJAYA --- Pemerintah Malaysia siap membantu Nigeria dalam pengembangan produk halal berbasis komoditas pertanian (agribisnis) produksi dalam negeri. Hal itu dilakukan guna memperluas pasar produk halal negaranya.
Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas, Datuk Mohd Khairuddin Aman Razali mengatakan sebagai salah satu negara dengan populasi Muslim yang besar, Nigeria memiliki industri halal yang terus berkembang mencakup industri makanan, logistik, mode, kosmetik, perbankan Islam, dan rantai pasokan.
"Sekarang adalah waktu yang tepat bagi Malaysia untuk bekerja sama dengan Nigeria untuk mengembangkan hubungan bisnis halal di negaranya untuk menghasilkan produk halal, antara lain sertifikasi makanan halal dan manajemen makanan halal," kata Aman Razali dalam pernyataannya di World Halal Virtual Expo dan Webinar Series 2020 seperti dilansir Bernama pada Jumat (2/10).
World Halal Virtual Expo merupakan acara perdagangan halal virtual pertama yang berfokus pada industri halal global, yang diperkirakan bernilai sekitar 2,3 triliun dolar Amerika (tidak termasuk aset keuangan Islam) dan hubungannya dengan produk agribisnis.
“Malaysia menjadi satu-satunya negara di dunia yang perkembangan industri halal didukung oleh pemerintah, selain mendorong sinergi antara swasta dan sektor publik,” ujarnya.
Mohd Khairuddin menambahkan, industri halal melampaui segmen makanan dan minuman, karena juga mencakup produk komoditas hilir seperti cokelat, sarung tangan karet, produk minyak sawit, dan kosmetik.
"Karena separuh penduduk Nigeria adalah Muslim, negara memiliki tanggung jawab untuk menjaga sejumlah besar konsumen halal lokal," tambahnya.
Dia juga mencatat bahwa industri halal global telah tumbuh pada tingkat 20 persen setiap tahun, menjadikannya bisnis dengan pertumbuhan tercepat di dunia.