Senin 05 Oct 2020 04:55 WIB

Arab Saudi Keluarkan 108 Ribu Izin Umroh

Dalam satu jam, 16 ribu jamaah umroh mendaftar lewat aplikasi Eatamarna.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ani Nursalikah
Arab Saudi Keluarkan 108 Ribu Izin Umroh. Kelompok pertama umat muslim melakukan ibadah umroh dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (3/10).
Foto: REUTERS/Yasser Bakhsh
Arab Saudi Keluarkan 108 Ribu Izin Umroh. Kelompok pertama umat muslim melakukan ibadah umroh dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sebanyak 108.041 izin dikeluarkan untuk jamaah umroh di antara waktu peluncuran aplikasi Eatamarna pada 27 September hingga 1 Oktober, menurut statistik resmi yang dirilis oleh Kementerian Haji dan Umroh. Pemerintah memberikan izin umroh pada 42.873 warga Saudi dan 65.168 untuk ekspat. 

Sebanyak 16 ribu jamaah mendaftar umroh di aplikasi pendaftaran umroh Eatmarna dalam satu jam pertama peluncurannya. Adapun jumlah pendaftarnya mencapai 309.686 orang Saudi dan ekspatriat pada akhir minggu pertama peluncurannya, termasuk 224.929 jamaah terdaftar dan 84.757 pendamping. 

Baca Juga

Statistik juga menunjukkan di antara mereka yang ingin menunaikan umroh, jamaah berusia antara 51 dan 60 tahun mewakili persentase terendah dengan 8 persen, diikuti oleh jamaah antara 41 dan 50 tahun dengan 14 persen, jamaah antara 20 dan 30 tahun dengan 17 persen , jamaah antara 31 dan 40 tahun dengan 26 persen dan jamaah di atas 60 tahun dengan 35 persen. 

Dikutip dari Arab News, Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci mengatakan beberapa skenario telah diadopsi untuk mengatur pergerakan jamaah di dalam Masjidil Haram selama musim umroh di masa pandemi. Skenario pertama, jamaah umroh akan melakukan ritual umroh secara spiral, dari luar hingga dalam Masjidil Haram, dan pada skenario kedua jemaah akan dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 50 orang didampingi oleh pengawas.

Kementerian mengatakan tahap pertama akan berjalan selama 13 hari. Pada tahap kedua akan dikeluarkan izin untuk sholat di Masjidil Haram dan Raudhah. Sedangkan pada tahap ketiga, umat Islam dari luar Arab Saudi akan diizinkan melakukan umroh. 

Kepresidenan menekankan kesiapan Masjidil Haram untuk menerima jamaah. Sebuah rencana integral dikembangkan untuk untuk melayani jamaah dan memastikan keselamatan mereka. Wakil presiden urusan administrasi dan keuangan, Dr. Saad bin Mohammed Al-Mohaimeed, mengatakan kepresidenan telah merekrut lebih dari 1.000 karyawan untuk menindaklanjuti para peziarah di Masjidil Haram. 

Kepresidenan telah mengambil langkah proaktif dengan rencana yang menjamin pengembangan kerja, peningkatan kinerja dan pelatihan kader manusia. “Karyawan akan bekerja sesuai shift untuk melayani 2.000 jamaah, dengan 125 supervisor di setiap shift. Pengawas dari kepresidenan dan Kementerian Haji dan Umroh akan bekerja sama dan berkoordinasi untuk mengatur massa,” ujarnya dikutip dari Arab News, Ahad (4/10).

Wakil Presiden Bidang Pelayanan dan Teknis Masjidil Haram, Mohammed bin Musleh Al-Jabiri, mengatakan kamera termal akan dipasang di gerbang. Jamaah akan dilarang membawa makanan dan minuman ke Masjidil Haram. Jarak sosial antara jamaah akan diamati, dan penggunaan layar sentuh publik tidak akan diizinkan. 

Wakil presiden studi dan proyek arsitektur, Sultan Al-Qurshi, mengatakan dua jalur telah ditetapkan untuk Tawaf (keliling), di mana setiap kelompok yang terdiri dari 100 jamaah akan diberi waktu 15 menit untuk melakukan tujuh putaran Tawaf, memungkinkan 6.000 jamaah untuk melakukan tawaf selama 15 jam. Ia mengatakan ada kemungkinan untuk menambah jalur ketiga, di mana 150 jamaah akan diberi waktu 15 menit untuk melakukan Tawaf; 6.000 peziarah dalam 10 jam. 

https://www.arabnews.com/node/1743421/saudi-arabia

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement