REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubenur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan, dalam pengembangan Halal Value Chain, telah terbentuk konsorsium halal center. Konsorsium ini menjadi wadah pusat kajian halal yang dilakukan oleh akademisi, peneliti dan praktisi.
Hal ini juga diimplementasikan dengan program Industri Kreatif Syariah (IKRA) sebagai platform pengembangan usaha syariah secara holistic termasuk pengembangan kapasitas, penguatan branding, penguatan marketing, dan penyediaan outlet pasar dalam dan luar negeri.
Menurutnya, untuk mendukung penetapan Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia 2019 oleh Global Muslim Travel Index, Jawa Barat juga telah menyusun pedoman pariwisata halal.
"Pedoman ini, sebagai standarisasi pariwisata halal di Indonesia dari aspek destinasi, pemasaran, dan industri juga kelembagaan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, saat memberikan sambutan di Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Regiinal Jawa 2020 "Akselerasi Peran Ekonomi Syariah dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Regional," Selasa (6/10).
Menurut Emil, pengembangan setiap sektor ekonomi syariah dengan konsep inklusif dan universal, diharapkan dapat membawa manfaat dan menjadi rahmatan lil alamin untuk kemaslahatan seluruh lapisan dan kelompok masyarakat tanpa batasan suku, ras, ataupun agama.
Dengan peran aktif semua pihak, kata dia, ekonomi dan keuangan syariah terutama yang digerakkan oleh pondok pesantren dapat semakin berkontribusi baik di saat bersama melakukan berbagai upaya pemulihan ekonomi di era penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
"Pada masa pandemi ini maupun di saat pasca pandemi nanti, serta tentu tidak hanya untuk kesejahteraan masyarakat di Pulau Jawa namun juga di seluruh Indonesia," katanya.
Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung akselerasi ekonomi dan keuangan syariah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat (mencakup BI Tasikmalaya dan BI Cirebon) telah mengimplementasikan berbagai program untuk menjadikan Jawa Barat sebagai poros pendidikan ekonomi keuangan syariah di Indonesia melalui berbagai program ekonomi keuangan syariah yang berfokus pada kesejahteraan ekonomi rakyat.
Program dimaksud, kata dia, antara lain One Product One Pesantren (OPOP) untuk membangun kemandirian Pondok Pesantren di Jawa Barat melalui pemberdayaan ekonomi umat dengan cara program pelatihan, pendampingan, produksi, pemasaran yang tepat sasaran dan modern.
Pada kesempatan ini, Emil mengajak seluruh lapisan masyarakat dimanapun berada untuk aktif dan mendaftarkan diri melalui www.fesyarjawa.com agar dapat memetik manfaat dari rangkaian acara seminar, talkshow, workshop, virtual expo, fashion show, coaching clinic dan business matching.
"Marilah dengan optimisme, kerja keras, sinergi yang baik diiringi doa kepada Yang Kuasa, kita bersama-sama terus mengendalikan virus COVID-19 dan tetap menumbuhkan perekonomian masyarakat. “Kill the virus, but not the economy. Control the pandemic, but not to stop the economy”. Dari Pondok Pesantren untuk Indonesia dan dunia," katanya.