REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir memberikan 11 hotel terapung di Luxor dan Aswan sertifikat kesehatan dan keselamatan. Sertifikat kesehatan ini diperlukan agar pengusaha dapat memulai lagi usahanya sambil terus melakukan pencegahan terhadap virus corona.
Kemenpar Mesir menyebut sertifikat ini diberikan setelah dilakukan proses verifikasi terkait pemenuhan semua syarat kesehatan dan keselamatan yang ditetapkan oleh pemerintah Mesir dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Dua dari hotel tersebut sudah memulai perjalanan setelah mendapat sertifikat, menerima wisatawan dari AS, Prancis, dan Spanyol," jelas Asisten Menteri Pariwisata dan Purbakala bidang pemantauan fasilitas pariwisata, Abdel Fattah Al-Assi.
Dia juga mengatakan, 11 hotel terapung itu merupakan bagian dari 22 hotel yang telah mengajukan sertifikat kesehatan dan keselamatan. Al-Assi menambahkan, hotel terapung yang sudah diperiksa namun gagal memenuhi persyaratan akan diminta untuk memenuhi persyaratan terlebih dahulu, baru kemudian akan diperiksa kembali. Komite inspeksi kementerian dikatakannya akan terus mencari hotel terapung lain yang belum melakukan sertifikasi.
Setelah diterima, sertifikat kesehatan dan keselamatan akan memungkinkan hotel dan perusahaan pariwisata beroperasi dengan tingkat hunian tidak lebih dari 50 persen dari kapasitasnya.
Sebelumnya Mesir menangguhkan penerbangan internasional di semua bandara secara nasional pada 19 Maret lalu, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengekang penyebaran virus korona. Penerbangan pariwisata baru dilanjutkan pada 1 Juli ke tiga provinsi sebagai bagian dari tahap pertama, yaitu Laut Merah, Sinai Selatan, dan Kegubernuran Matrouh.
Kegiatan pariwisata ke Luxor dan Aswan dilanjutkan pada awal September, dengan hotel terapung diizinkan untuk melanjutkan pekerjaan pada 1 Oktober.