REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berharap pondok pesantren memiliki kontribusi signifikan dalam perekonomian daerah.
"Kami ingin ponpes tak hanya sebagai lembaga penting pembentuk karakter, namun juga lembaga yang punya kontribusi signifikan dalam perekonomian daerah," ujarnya saat menjadi pembicara Webinar Festival Ekonomi Syariah (FESyar) 2020 secara virtual di Kantor Bank Indonesia di Surabaya, Rabu (7/10).
Ia menyampaikan, jumlah ponpes di Jatim saat ini mencapai 4.718 pondok dan terdapat 938 ribu santri.
Menurut dia, dengan jumlah sumber daya manusia (SDM) yang hampir satu juta orang itu maka potensi tersebut bisa terus dikembangkan serta sebagai pilar integritas. "Saya berharap ponpes bisa menjadi penggerak, lalu trendsetter untuk mendorong Jatim, bahkan Indonesia, sebagai negara dengan ekonomi yang bisa menguasai pangsa pasar halal," ucapnya.
Oleh karena itu, orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut mengaku sedang menyiapkan tiga pilar utama, yaitu Santripreneur, Pesantrenpreneur, dan Sosiopreneur.
Khusus untuk Santripreneur, kata dia, di bawah naungan Dinas Pendidikan Jatim yang rencananya akan memperkuat program pemberdayaan santri. "Harapannya bisa menambah pemahaman dan keterampilan para santri menghasilkan produk bernilai jual lebih," katanya.
Program "One Pesantren One Product" (OPOP) yang digagas Dinas Koperasi dan UMKM rencananya melakukan pemberdayaan bekerja sama dengan Koperasi Pondok Pesantren. Mantan bupati Trenggalek itu juga berpesan kepada masyarakat agar terus bersama-sama berjuang membangkitkan kembali perekonomian tanpa menomorduakan kesehatan.