REPUBLIKA.CO.ID, TAIF -- Tatkala Khalifah Ali bin Abi Thalib meninggal dunia karena dibunuh oleh kaum Khawarij, Abdullah bin Abbas yang saat itu menjadi gubenur di Bashrah, memutuskan untuk mengundurkan diri. Dia memutuskan untuk pulang kembali ke Makkah.
Sempat bermukim di Makkah hingga usia senjanya, Abdullah bin Abbas kemudian memutuskan untuk tinggal di Taif, sebuah kota bersuhu dingin dan pegunungan yang jaraknya sekitar satu jam perjalanan dengan mobil saat ini dari Kota Makkah. Dia tinggal di sana hingga akhirnya hayatnya yaitu pada usia 71 tahun di tahun 68 Hijriyah.
Mengenai wafatnya Abdullah bin Abbas itu, Abu Hurairah, salah seorang sahabat Nabi, mengatakan: "Hari ini telah wafat ulama umat. Semoga Allah SWT berkenan memberikan pengganti Abdullah bin Abbas."
Abdullah bin Abbas kemudian dimakamkan di Taif. Saat ini, makamnya masih bisa dikunjungi oleh umat Islam, khususnya yang sedang melaksanakan umroh atau haji.
Makam Abdullah bin Abbas dikelilingi oleh tembok tinggi sekitar tiga meter. Namun, para pengunjung masih bisa melihat ke dalam kompleks pemakaman itu dengan cara mengintip dengan naik menggunakan bangku atau memanfaatkan bahu orang lain.
Makamnya terlihat hanya sebuah tanah yang dikelilingi oleh tumpukan batu bata kecil-kecil. Di sekitarnya, ada dua buah makam lainnya (belum ada keterangan siapa pemilik dua makam itu).
Kemudian, pada tahun 592 Hijriyah, oleh masyarakat Taif, dibangun masjid Abdullah bin Abbas. Letaknya di belakang kompleks pemakaman Abdullah bin Abbas.
Dikutip dari Saudigazette, masjid ini telah mengalami perkembangan dalam periode yang berbeda. Awalnya, masjid ini dibangun kembali dan diperluas selama era Kerajaan Arab Saudi oleh Raja Saud. Kemudian, pada masa Raja Faisal bin Abdul Aziz, masjid diperluas menjadi 15.000 meter persegi.
Sekarang, masjid ini bisa menampung sekitar 3.000 jamaah. Dan, di masjid ini banyak dilakukan agenda keislaman seperti shalat, pertemuan, shalat ied, seminar, dan ceramah.