REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pada abad pertengahan, Kairo yang menjadi pusat pemerintahan Dinasti Fatimiyah memainkan peranan yang hampir sama pentingnya dengan Baghdad di Persia yang dikuasai Dinasti Abbasiyah serta Cordoba di Eropa yang dipimpin Dinasti Umay yah.
Pada masa keemasan tiga dinasti ini, mereka tak hanya membangun istana dan pusat-pusat intelektual, tapi berlomba-lomba membangun masjid. Dinasti Abbasiyah di Baghdad bangga memiliki Masjid Samarra, Dinasti Umayyah membangun Masjid Cordoba, dan Fatimiyah memiliki Masjid Al-Azhar.
Masjid Samarra
Masjid Agung Samarra adalah masjid yang terletak di Kota Samarra, Irak, dan dibangun pada abad ke-9. Masjid ini diperintahkan untuk dibangun pada tahun 848. Empat tahun kemudian, tuntaslah pem bangunannya. Masjid ini dibangun oleh khalifah ke-10 Dinasti Abbasiyah, al-Mutawakkil.
Salah satu keistimewaan masjid ini adalah menaranya yang berbentuk spiral, mirip cangkang siput. Menara ini dikenal sebagai Menara Malwiya atau Menara Samarra. Masjid ini terletak di sebelah timur Sungai Tigris atau 125 kilometer ke arah utara ibu kota Irak, Baghdad. Bangunan masjid dibuat dari batu bata yang dibakar. Bila dilihat sekilas, bangunan ini lebih mirip benteng pertahanan ketimbang masjid. Maklum tidak ada simbol yang memperlihatkan bahwa bangunan ini adalah masjid.
Masjid Cordoba
Orang Spanyol masa kini menyebutnya Le Mezquita. Bangunan megah nan indah yang didaulat UNESCO sebagai tempat yang sangat bersejarah dan penting di dunia pada 1994 itu merupakan saksi sejarah sekaligus peninggalan masa keemasan Cordoba pada era kejayaan Islam.
Masjid Cordoba mulai dirancang pada 785 M. Dua tahun kemudian, Khalifah Abdurrahman I mewujudkan rancangannya menjadi sebuah masjid. Awalnya, bangunan masjid ini hanya berukuran 70 meter persegi di atas tanah seluas 5.000 meter persegi. Mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan, kini panjang masjid ini dari utara ke selatan mencapai 175 meter dan lebarnya dari timur ke barat 134 meter. Pada masa kejayaan Islam, aktivitas di masjid ini demikian semarak. Tak heran, jika pada malam hari, masjid ini diterangi 4.700 buah lampu yang menghabiskan 11 ton minyak per tahun.
Masjid Al-Azhar
Ini adalah masjid tertua di Kairo yang mulai dibangun pada 359 H atau 970 M, lebih dari 1000 tahun silam. Luar biasa bahwa masjid ini masih berdiri kokoh di kawasan El Hussein Square, di bagian kota tua Kairo.
Adalah Jawhar al-Shiqillilah, panglima perang penguasa keempat Dinasti Fatimiyah, yang memulai pembangunan masjid ini pada 24 Jumadil Awal 359 H/4 April 970 M. Sementara itu, peresmian masjid ini dilaksanakan seusai shalat Jumat pada Ramadhan 361 H/Juli 972 M. Kala itu, masjid ini dirancang sebagai pusat pembinaan kaum Muslimin. Saat itu, Masjid Al-Azhar berbentuk satu bangunan yang terbuka di tengahnya, meniru arsitektur Masjidil Haram. Wak tu itu luasnya hanya setengah luas masjid Al-Azhar sekarang.