REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sedikitnya 12 ribu jamaah umroh asal Jatim yang tergabung dalam Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) belum bisa berangkat ke Tanah Suci karena Covid-19. Mereka masih menunggu informasi lebih lanjut dari Kementerian Agama (Kemenag).
Ketua Amphuri Jatim Mohammad Sufyan kepada wartawan mengatakan belasan ribu jamaah umroh itu akan tetap menjadi prioritas diberangkatkan ketika pemerintah Arab Saudi kembali membuka keran ibadah umroh untuk internasional.
"Kalau yang ada di anggota kami sekitar 11 ribu hingga 12 ribuan jamaah yang tertunda. Itu mulai akhir Februari 2020. Daftar baru kan tidak diperbolehkan," ujar Sufyan, Selasa (13/10).
Sufyan belum bisa memastikan kapan jamaah umroh asal Jatim tersebut bisa diberangkatkan. "Untuk saat ini, yang dibuka khusus untuk masyarakat lokal Arab, sementara untuk jamaah internasional rencananya dibuka pada 1 November 2020. Mudah-mudahan bisa terlaksana," kata Sufyan.
Namun demikian, Sufyan mengakui pemerintah Indonesia juga tidak lantas bisa memperbolehkan jamaah berangkat sesuai jadwal. Pemerintah harus mempertimbangkan berbagai faktor, utamanya ketatnya aturan yang ada, seperti kewajiban melakukan tes usap 48 jam sebelum penerbangan.
"Jadi, untuk Indonesia oleh Kemenag masih akan diinformasikan lebih lanjut dan dibuka secara resmi. Insya Allah November nanti sudah bisa, cuma akan ada aturan yang agak ketat, seperti semua calon jamaah umroh harus melalui tes usap 48 jam sebelum terbang (keberangkatan)," katanya.