Selasa 13 Oct 2020 22:24 WIB

Pusat Paleografi Didirikan di Persepolis, Iran

Fondasi budaya terpenting dari setiap peradaban adalah bahasa.

Pusat Paleografi Didirikan di Persepolis Iran (ilustrasi)
Foto: NatGeo
Pusat Paleografi Didirikan di Persepolis Iran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN -- Pusat paleografi dan studi prasasti sejarah telah diluncurkan di situs Persepolis yang terdaftar di UNESCO, provinsi selatan Fars. Persepolis adalah ibu kota seremonial Kekaisaran Achaemenid (550-330 SM), juga dikenal sebagai Takht-e Jamshid. 

Dilansir dari Tehran Times, Senin (13/10), dengan tujuan melanjutkan studi dan penelitian terkini serta memperoleh informasi penting dan efektif dari berbagai era sejarah, pusat tersebut telah didirikan, kata direktur situs Hamid Fadai saat mengumumkan pada Rabu (7/10).

Fondasi budaya terpenting dari setiap peradaban adalah bahasa, dan Kekaisaran Achaemenid tidak terkecuali dengan aturan ini, karena tulisan adalah salah satu alat komunikasi terpenting, mengeluarkan keputusan kerajaan dan melaksanakan urusan administrasi, pejabat itu menambahkan.

Ia juga berharap bahwa penelitian di bidang linguistik sejarah, prasasti, dan studi naskah sejarah akan mengarah pada tersingkapnya informasi berharga tentang era sejarah, sementara ada banyak prasasti dan lempeng tanah liat dalam berbagai bahasa dari Aram hingga kuno. Bahasa Persia, Elam, dan Babilonia di berbagai istana Persepolis.

Kembali pada bulan Juli, proyek dokumentasi dimulai pada prasasti di Persepolis dan Naqsh-e Rostam, yang bertujuan untuk mendokumentasikan semua karya tertulis dari era Achaemenid hingga era kontemporer, yang unik dalam hal linguistik.

Para ahli berharap bahwa dokumentasi prasasti tersebut akan menempatkan proyek restorasi situs pada jalur yang benar dan akan membantu studi arkeologi dan bahkan pariwisata di daerah tersebut.

Kota kerajaan Persepolis, yang berada di antara situs arkeologi yang tidak ada tandingannya, mengingat keunikan arsitektur, tata kota, teknologi konstruksi, dan seninya, dibakar oleh Alexander Agung pada tahun 330 SM rupanya sebagai balas dendam kepada Persia karena tampaknya Raja Persia Xerxes telah membakar Kota Athena Yunani sekitar 150 tahun sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement