IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Sektor industri halal perlu skala pendanaan lebih besar. Kebutuhan tersebut perlu digarap oleh sektor keuangan syariah.
Jangan sampai sektor industri halal dinikmati oleh selain lembaga keuangan syariah. "Seperti misal sekarang ada dorongan untuk membuat pelabuhan halal, kawasan ekonomi halal," kata pengamat Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, Banu Muhammad, Rabu (14/10).
Selain itu, rantai industri halal juga mayoritas diisi oleh UMKM. Sehingga segmen wholesale akan bisa menopang retail dan UMKM. Banu mengatakan bank syariah pada hakikatnya bisa melayani semua umat, punya prinsip berkeadilan, sehingga tidak ada yang tertinggal.
"Jika kita bisa melayani umat maka pertumbuhannya akan sangat signifikan untuk akselerasi ekonomi syariah," katanya.
Size ekonomi ini penting mengingat bank dengan modal besar bisa melakukan berbagai layanan jasa perbankan secara lebih fleksibel dan lengkap. Tentunya juga dalam perluasan jangkauan jaringan kantor dan layanan digital yang lebih handal untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Bank syariah baru dengan size yang lebih besar ini harus mampu mengakselerasi perkembangan perbankan syariah jangka menengah panjang. Diharapkan juga menjadi katalisator pertumbuhan industri keuangan syariah dan industri halal di Indonesia.
Menurut Banu, fokus bisnis bank syariah harus bisa mendorong ekonomi keumatan. "Dimana umat berada, di situ fokus bank syariah hadir," katanya, Rabu (14/10).
Selama ini, Banu mengatakan arah bisnis bank syariah sudah berjalan dengan baik, yakni di sektor konsumer, retail, juga UMKM. Ini karena pihak yang ingin bersyariah atau hijrah adalah sektor retail, masyarakatnya secara individu. Kebutuhan ini dijawab dengan baik dengan memberikan layanan yang didesain untuk retail.