IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Pengembangan Kawasan Industri Halal (KIH) tentu membutuhkan dukungan berkelanjutan dari bank syariah yang punya kapasitas mumpuni. Direktur Utama ModernCikande Industrial Estate (MCIE) Pascal Wilson mengatakan saat ini pengembangan KIH masih dalam posisi persiapan lahan dan akan membutuhkan sejumlah produk juga layanan perbankan.
"Tentunya akan butuh fasilitas perbankan yang khusus bagi kawasan dan memenuhi kebutuhan para investor nantinya," katanya pada Republika.co.id, Kamis (15/10).
Pemerintah telah menginisiasi pembentukan bank syariah dengan aset besar dengan merger anak usaha bank BUMN. Bank gabungan dari BNI Syariah, BRI Syariah, dan Mandiri Syariah ini diharapkan punya aset sekitar Rp 225 triliun dan akan menempati posisi nomor tujuh secara nasional.
Bank syariah skala besar akan sangat dibutuhkan oleh pelaku industri halal, terutama industri halal yang juga akan butuh pendanaan yang tidak sedikit. Pascal Wilson mengatakan Kawasan Industri Halal (KIH) yang sedang digarapnya akan sangat membutuhkan peran bank syariah.
"Ya tentu, karena perbankan syariah akan menjadi salah satu sumber pendanaan, perlu support pastinya," katanya.
ModernCikande saat ini sedang mengembangkan Modern Halal Valley yang merupakan kawasan industri halal pertama dan telah berizin resmi dari pemerintah. Modern Halal Valley akan berdiri di atas lahan seluas 500 hektar dengan master plan yang mengedepankan integrasi rantai pasok halal.
Dalam marterplannya, Modern Halal Valley terdiri dari beberapa zona. Untuk tahap awal, baru 150 hektar lahan yang akan beroperasi dengan fokus pada makanan halal, farmasi, dan kosmetik. Pengembangannya juga akan melibatkan UMKM di daerah sekitar sehingga pembangunan kawasan industri disesuaikan dengan kebutuhan di wilayah.