IHRAM.CO.ID,BANJA LUKA -- Masjid Ferhadija, masjid yang berlokasi di Banja Luka, kota terbesar kedua Bosnia Herzegovina, ini menjadi saksi bisu yang masih berdiri konflik atas konflik berdarah selama beberapa tahun yang melanda negeri kawasan ini.
Masjid ini dibangun berabad-abad lalu pada 1579. Nama masjid ini merujuk pada sosok Ferhad Pasha. Ia merupakan gubernur Kesultanan Ottoman yang berhasil mengalahkan jenderal Habsburg, Herbard VIII von Auersperg, dalam pertempuran di perbatasan Kroasia pada 1575.
Sebagaimana di wilayah taklukan Ottoman, tampilan Masjid Ferhadija juga didominasi gaya arsitektur klasik kesultanan tersebut. Para sejarawan menduga arsitek masjid ini merupakan murid Mimar Sinan (wafat 1588), yakni kepala urusan pembangunan Kesultanan Ottoman. Masjid Ferhadija tampak mirip dengan Masjid Muradiye di Manisa, Turki, yang dibangun pada 1585.
Secara keseluruhan, kompleks Masjid Ferhadija ini terdiri atas bangunan masjid, taman, lahan permakaman Muslim, kolam air mancur untuk wudhu (sadrvan), dan sebuah jembatan kecil. Sebagaimana umumnya masjid bersejarah di Bosnia, Masjid Ferhadija tak terlalu luas, hanya 18x14 meter persegi.
Tinggi bangunan masjid ini mencapai 18 meter. Terdapat menara yang menjulang setinggi 41,65 meter. Dinding Masjid Ferhadija berwarna putih dan terbuat dari batu pualam. Di bagian muka, sebelum pintu masuk masjid ini, terdapat air mancur yang dinaungi struktur dengan enam pilar berwarna merah marun. Diameter kolam air mancur ini sekitar lima meter.
Bentuk kubah utama Masjid Ferhadija jamak dijumpai di masjid-masjid peninggalan Ottoman. Kubah berbentuk cembung pendek dan melebar. Kemudian, di sekitar kubah utama tersebut ada struktur setengah kubah yang menempel pada dinding penyangga kubah utama. Kubah-kubah ini berwarna biru kelabu.
Di bagian dalam atau interior Masjid Ferdija, terdapat lampu kristal berbentuk lingkaran yang menggantung tepat di bawah kubah utama. Corak mozaik berwarna merah dan biru menghiasi bagian dalam kubah-kubah masjid ini.
Di sekitarnya, terdapat guratan asma al-husna serta nama-nama, yakni Rasulullah SAW dan empat khalifah. Tampak masjid ini terdiri atas dua lantai. Tepian lantai dua dibatasi dengan pagar kayu yang diukir dengan sangat indah. Pilar-pilar yang menyangga lantai dua berwarna putih keperakan.
Pada 1950 Masjid Ferhadija termasuk ke dalam Warisan Dunia versi UNESCO. Meskipun demikian, pada 1993 bangunan ini tidak luput sebagai sasaran penghancuran oleh kaum ekstremis anti-Islam.
Sebelumnya, pada 1968 Banja Luka sempat diguncang gempa bumi, sehingga membuat dinding masjid ini retak di sana-sini. Kini, dengan mendasarkan pada sisa-sisa fondasi, masjid tersebut telah direstorasi dan menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Bosnia Herzegovina.
Seperti dilansir the Guardian, 6 Mei 2016, Masjid Ferhadija akhirnya dibuka kembali setelah 23 tahun usainya perang Bosnia. Muhamed Hamidovic, mantan dekan fakultas arsitektur Universitas Sarajevo, memimpin restorasi yang telah dilakukan atas masjid ini.
Hamidovic mengungkapkan, sejak masih mahasiswa dia sudah hobi menggambar sketsa Masjid Ferhadija. Untuk mendapatkan gambaran asli bangunan masjid ini, Hamidovic juga menggunakan hasil karyanya itu.
Restorasi tersebut diupayakan memakai bahan dasar dari bangunan aslinya. Untuk dindingnya, batu pualam diambil dari reruntuhan yang ditinggalkan oleh tentara Serbia di tepi sungai atau tumpukan puing sekitar lokasi.