IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Berangkat ke Arab Saudi dan menjalankan ibadah umroh merupakan salah satu mimpi umat Muslim di seluruh dunia. Kesempatannya yang lebih besar dibanding haji membuat banyak orang berbondong-bondong mendaftar untuk umroh.
Sama seperti haji, dalam melaksanakan ibadah umroh juga terdapat beberapa rukun yang harus dipatuhi. Ketua Pelaksana Harian Pusat Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah haji dan Umrah (FK KBIHU), Qasim Shaleh, menjelaskan beberapa kesalahan yang kerap dilakukan jamaah saat umroh.
"Di antaranya karena keterbatasan ilmu jamaah, sehingga ada yang melakukan ibadahnya terpotong atau parsial," ujar Ustadz Qasim saat dihubungi Republika.co.id, beberapa waktu lalu.
Ia mencontohkan, jika sudah niat menjalankan ibadah umroh, jamaah diwajibkan menggunakan pakaian umroh sepanjang pelaksanaan. Kegiatan umroh dimulai dengan niat ihram, sholat sunnah ihram, serta melaksanakan tawaf dan sa'i.
Namun di lapangan, ada beberapa jamaah yang setelah melaksanakan tawaf kembali ke hotel untuk berganti pakaian, lalu menuju Masjidil Haram untuk menjalankan sa'i. Yang seperti ini, jelas menyalahi aturan dan rukun yang ada.
"Ini sudah tidak benar. Semestinya, setelah tawaf tujuh putaran, sholat sunnah, dan dilanjutkan sa'i. Ini tidak bisa dipotong, secara parsial, ini suatu kesatuan ibadah yang harus dilaksanakan pada saat yang sama," kata dia.
Kesalahan lain yang dilakukan jamaah umroh, utamanya bagi laki-laki adalah mengenakan pakaian dalam di balik baju ihram. Hal ini kemungkinan dilakukan jamaah karena tidak terbiasa.
Ustadz Qasim juga menyebut kesalahan umum lainnya yang dilakukan jamaah adalah tidak melakukan tawaf satu putaran penuh dengan benar. Ada jamaah yang memulai dan mengakhiri tawaf tidak sesuai rukun, yakni di hadapan hajar aswad.
Bagi jamaah umroh perempuan, ia menyebut banyak yang mencoba menggunakan pil atau obat penghenti haid. Namun disayangkan, obat ini hanya bekerja sementara sehingga tidak jarang di tengah-tengah ibadah, darah haid tetap keluar.
"Perempuan ini kaitannya kerap dengan siklus menstruasi. Ada yang belum selesai masanya, memaksakan diri meminum obat, ini bertahan hanya sebentar dan saat ibadah keluar lagi darahnya," ucap Ustadz Qasim.
Terkait hal ini, ia meminta jamaah umroh perempuan lebih berhati-hati dan menghitung dengan benar siklus menstruasinya. Jika pun ternyata hasil hitungannya meleset dan saat di Arab Saudi mendapat haid, ibadah yang bisa dilakukan adalah berdzikir dengan bersungguh-sungguh.
Ia juga menyebut, menstruasi merupakan kodrat dan kelebihan yang diberikan Allah SWT kepada perempuan yang masih produktif. Jika kejadian di atas terjadi, hal itu hendaknya diterima dengan ikhlas, dan tetap berdzikir. Niat untuk umroh telah dicatat oleh Allah SWT.