IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Salah satu bangunan bersejarah bagi Muslim adalah Masjid Agung Cordoba atau yang juga dikenal sebagai, Mezquita-Catedral bagi warga lokal. Sebagai bukti pemerintahan Muslim di Al-Andalus (sebagian besar Spanyol, Portugal dan Prancis Selatan) Cordoba nyatanya memiliki daya tarik bagi wisatawan mancanegara. Terlebih, karena lokasinya mudah dan memiliki berbagai keunikan tersendiri.
Mengutip Khan Academy Selasa (20/10) untuk menempuh bangunan ini, perlu sekitar dua jam dari Selatan Madrid. Namun, sesampainya di lokasi, berbagai keunikan dan nilai sejarah mampu memuaskan pengunjung dari setiap negara. Berikut adalah beberapa keunikannya.
Sebagai situs yang luar biasa rumit, nilai sejarah masjid ini pun diklaim sangat kaya. Hal itu juga dipaparkan oleh para sejarawan, yang menyebut memang ada kuil dewa Romawi, Janus di situs ini dahulu. Namun demikian, kuil itu diubah menjadi gereja, saat penyerangan Visigoth terjadi dan akhirnya Cordoba direbut pada 572 M.
Berselang seabad kemudian, gereja itu diubah dan dibangun sepenuhnya oleh keturunan Umayyah yang diasingkan pada 661 hingga 750 masehi.
Diceritakan, setelah penggulingan keluarga Bani Umayyah di Damaskus oleh Abbasiyah, pangeran Abd al-Rahman I melarikan diri ke Spanyol selatan. Sesampai di sana, ia membangun kendali atas hampir semua Semenanjung Iberia dan berusaha menciptakan kembali kemegahan Damaskus di ibu kota barunya, Cordoba.
Dia juga mensponsori program pembangunan yang rumit, mempromosikan pertanian, dan bahkan mengimpor pohon buah-buahan dan tanaman lain dari bekas rumahnya. Termasuk, pohon jeruk yang hingga kini masih berdiri di halaman Masjid Cordoba.
Bangunan yang dibentuk hampir dua ratus tahun itu, memiliki beberapa bangunan besar. Di antaranya adalah aula sholat besar, halaman dengan air mancur di tengah, kebun jeruk, jalan tertutup melingkari halaman, dan menara yang digunakan untuk adzan.
Lebih jauh, masjid Agung Cordoba juga memiliki Mihrab yang menjadi titik fokus. Mihrab di Masjid Agung Cordoba dibingkai oleh lengkungan yang dihias dengan indah di belakangnya. Meski memiliki ukuran ruangan kecil, ruang ini memiliki Tessera emas yang menciptakan kombinasi memesona dari biru tua, coklat kemerahan, kuning dan emas yang membentuk pita kaligrafi yang rumit dan motif tumbuhan yang menghiasi lengkungan.
Di sudut lainnya, The Horseshoe Arch, sebuah lengkungan bergaya tapal kuda menjadi hal yang umum. Terlebih, jika merujuk pada arsitektur Visigoth. Bahkan, diketahui jika sebelum pemerintahan Bani Umayyah tiba, lengkungan tapal kuda ini juga menyebar ke seluruh Afrika Utara, dari Maroko hingga Mesir dan menjadi karakteristik yang mudah diidentifikasi dari arsitektur Islam Barat.
Bagian unik dan khas lainnya adalah Kubah. Di atas mihrab, kubah dibangun dari tulang rusuk yang menyilang dan menciptakan lengkungan runcing yang semuanya dilapisi dengan mosaik emas dalam pola radial.
Secara keseluruhan, Masjid Agung Cordoba adalah contoh utama dari kemampuan dunia Muslim untuk mengembangkan gaya arsitektur dengan cemerlang berdasarkan tradisi daerah yang sudah ada sebelumnya. Arsitektur ini juga menjadikannya sebagai warisan kombinasi dan gaya inovatif yang dapat dikenali sebagai bangunan Islam. Bahkan, hingga kini.