Selasa 20 Oct 2020 20:40 WIB

Asbisindo: Pembiayaan Syariah ke UMKM Terus Meningkat

Ekosistem halal menjadi peluang baru bagi UMKM.

Asbisindo: Pembiayaan Syariah ke UMKM Terus Meningkat (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Asbisindo: Pembiayaan Syariah ke UMKM Terus Meningkat (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,SOLO -- Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) menyatakan penyaluran pembiayaan bank syariah ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus meningkat seiring dengan naiknya pemahaman pelaku usaha terhadap lembaga keuangan.

"Kontribusi pembiayaan syariah ke UMKM meningkat pada Juni tahun ini menjadi Rp68,4 triliun dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar Rp66,3 triliun," kata Pengurus Asbisindo M Misbahul Munir pada kegiatan Webinar bertema "Ekonomi dan Keuangan Syariah: Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Pengembangan Ekonomi Daerah" yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) di Solo, Selasa (20/10).

Berdasarkan data, dikatakannya, kontribusi ini cenderung mengalami kenaikan sejak lima tahun terakhir. Berdasarkan data jika tahun 2016 Rp54,5 triliun, tahun 2017 naik menjadi Rp58,9 triliun, dan tahun 2018 kembali naik menjadi Rp62,2 triliun.

Menurut dia, angka tersebut berpotensi terus meningkat mengingat Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar untuk produk halal. Ia mengatakan ekosistem halal menjadi peluang baru bagi UMKM.

"Potensi ekosistem halal di Indonesia cukup besar, setidaknya Rp3.000 triliun/tahun, di antaranya dari sektor makanan halal Rp2.400 triliun, fashion Rp290 triliun, wisata halal Rp154 triliun, serta haji dan umrah RP56 triliun," katanya.

Bahkan, dikatakannya, halal bukan lagi hanya dilihat dalam konteks spiritual tetapi juga menjadi merek baru dalam ekonomi global. Ia mengatakan saat ini seluruh dunia memperebutkan pasar tersebut.

"Indonesia saat ini menjadi konsumen utama namun belum menjadi produsen. Tentu ini menjadi peluang bagi UMKM," katanya.

Sementara itu, Deputi Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Gunawan Purbowo mengatakan pandemi Covid-19 berdampak pada kemiskinan dan penurunan ekonomi. Ia mengatakan dampaknya jauh lebih dalam ke masyarakat lapisan bawah terutama yang kerja di sektor informal.

"Kondisi ini membuat pekerja dan UMKM menjadi kesulitan bekerja sehingga penduduk miskin meningkat. Oleh karena itu, saat ini UMKM menjadi prioritas pemulihan ekonomi nasional," katanya.

Ia mengatakan pemerintah memberikan perhatian besar terhadap UMKM karena sektor ini memiliki peran krusial mengingat kontribusinya terhadap perekonomian yang juga cukup besar. "UMKM memberikan kontribusi pada PDB mencapai 60 persen dan berkontribusi terhadap ekspor nasional hingga 14 persen. UMKM juga memiliki peran strategis untuk pengentasan kemiskinan," katanya.

Dalam hal ini, BI berharap seluruh pihak dapat bersinergi untuk mendorong UMKM dan mengakselasi perekonomian. "Termasuk ekonomi dan keuangan syariah diharapkan jadi jawaban untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Perlu upaya dalam mendorong ekonomi syariah, harapannya bisa memberikan kontribusi positif, apalagi di Indonesia mayoritas Muslim. Indonesia akan jadi pasar terbesar di dunia untuk sektor syariah, tidak hanya komersial tetapi juga sosial," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement