IHRAM.CO.ID, LONDON -- Keuangan Islam telah tumbuh secara substansial dalam beberapa dekade terakhir di seluruh dunia. Muncul di abad ke-20, keuangan Islam telah menjadi salah satu industri keuangan yang tumbuh paling cepat.
Saat ini, industri keuangan Islam memiliki aset global melebihi 2 triliun dolar dan diperkirakan mencapai 3,8 triliun dolar pada 2023. Karena meningkatnya minat dalam keuangan Islam tersebut, sebuah universitas terkemuka di Inggris telah memperkenalkan program sarjana Akuntansi dan Keuangan Islam pertama di Inggris.
Mahasiswa di Birmingham City University yang mengambil gelar BSc (Hons) Akuntansi dan Keuangan Islam akan belajar ekonomi Islam. Mereka juga akan bekerja dalam mengembangkan pemahaman tentang tanggung jawab sosial perusahaan dalam modul yang mengeksplorasi bagaimana bisnis bergerak menuju planet yang lebih bersih dan berkelanjutan.
"Program ini diluncurkan pada saat yang sangat penting dalam sejarah kami. Dengan pandemi dan tantangan ekonomi saat ini, ada kebutuhan mendesak untuk memikirkan kembali alternatif dari ekonomi berbasis bunga," kata pemimpin program Shaista Mukadam kepada The Business Desk, dilansir di About Islam, Jumat (23/10).
Keuangan syariah berbeda dari perbankan konvensional dalam hal-hal utama. Yang paling menonjol adalah larangan membebankan bunga dan berinvestasi di perusahaan yang patuh secara etika.
Bank dan lembaga keuangan Islam tidak dapat menerima atau memberikan dana untuk apapun yang melibatkan alkohol, perjudian, pornografi, tembakau, senjata, atau babi.
Kesepakatan pembiayaan yang sesuai dengan syariah menyerupai pengaturan sewa-untuk-sendiri, rencana angsuran, perjanjian pembelian dan penjualan bersama, atau kemitraan.
Pasar perbankan Islam global mencakup berbagai aspek, seperti Perbankan Islam, Takaful/Asuransi Syariah, Sukuk/Obligasi Islam, dan Pasar Modal Syariah/Pendanaan Islami.
Shaista yang merupakan seorang dosen senior di Sekolah Bisnis Universitas Birmingham City, mengatakan bahwa keuangan Islam menggunakan alat untuk memastikan distribusi kekayaan, sumber daya, dan pertumbuhan yang adil dan merata berdasarkan keuntungan, kerugian, dan pembagian risiko sembari mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan memastikan proses etis dan berkelanjutan dalam bisnis dan keuangan.
"Siswa dalam program ini akan diajarkan filosofi seputar prinsip-prinsip ini dan akan didorong untuk menemukan cara untuk menerapkannya dalam skenario dunia nyata. Ini bukan hanya program bagi Muslim, ini tentang cara etis melakukan keuangan berdasarkan ajaran Islam," tambahnya.
Inggris memiliki reputasi lama sebagai salah satu pusat keuangan paling penting dan inovatif di dunia. Kota London sendiri adalah pusat keuangan Islam terkemuka di luar dunia Muslim, dengan aset lembaga berbasis di Inggris yang menawarkan layanan keuangan Islam dengan total lebih dari 5 miliar dolar.
Dalam beberapa tahun terakhir, Inggris telah memperkuat posisinya sebagai pusat Barat untuk keuangan Islam. Saat ini, lebih dari 20 bank di Inggris menawarkan layanan Islami, dan lima dari bank ini sepenuhnya sesuai dengan Syariah, termasuk Bank Al Rayan. Diyakini bahwa lebih dari 80 persen dari semua nasabah deposito berjangka bank di Al Rayan tidak beragama Islam.