IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ka'bah memiliki arti yang sangat khusus dalam kehidupan spiritual umat Islam. Kabah memiliki tiga keutamaan bagi umat Muslim yang dapat mengerjakan ibadah di dalamnya.
Mind Muhammad dalam bukunya "Magnet Umrah" menyebutkan tiga keutamaan Ka'bah. Pertama Ka'bah menjadi kiblat sholat umat Islam di manapun berada. Kedua ada ibadah tertentu yang hanya dapat dilakukan di Ka'bah, yaitu thawaf dalam rangkaian ibadah haji maupun ibadah umroh.
"Ketiga adanya tempat atau benda tertentu yang penuh berkah yait Hajar Aswad, Maqom Ibrahim dan Ismail," katanya.
Dalam sejarah perjuangan Rasulullah SAW Ka'bah menjadi indikator tantangan dan keberhasilan Rasulullah SAW dalam menegakkan Islam di tanah Arab dan dunia. Kajian tentang bangunan yang telah berdiri sejak zaman Nabi Ibrahim AS ini memang tidak pernah habis.
"Salah satu yang berkembang adalah tentang Ka'bah sebagai pusat bumi," katanya.
Menurutnya, banyak kajian yang diungkapkan untuk menjelaskan bahwa pusat nol derajat bukanlah di kota Greenwich, Inggris namun berada di Ka'bah. Akan tetapi kebenaran ini nampaknya akan sulit diperjuangkan.
"Bagaimana tidak mereka para pemimpin dunia akan selalu menolak kebenaran yang datangnya dari Allah SWT," katanya.
Allah SWT sendiri dalam Alquran sudah menjelaskan bahwa Ka'bah adalah pusat bumi. Hal ini seperti dalam surat al-Maidah ayat 97 yang artinya.
"Allah telah menjadikan Ka'bah rumah Suci sebagai pusat bagi manusia."
Para ilmuwan muslim terus mencari pembenaran dari ayat tersebut. Hingga pada suatu saat tersebar berita bahwa astronot yang pertama kali melakukan pendaratan di bulan, yakni Neil Armstrong dan kawan-kawan menemukan bahwa bumi itu mengeluarkan semacam radiasi. Nasa secara resmi mengumumkannya di internet.
"Sayang berita tersebut hilang, bahkan website di mana berita dimuat juga raib," katanya.
Ilmuwan muslim kemudian mencari tahu dari mana sebenarnya radiasi tersebut. Ternyata radiasi ini berpusat di Kota Makkah tepatnya berasal dari Ka'bah. Mind Muhammad mengatakan, fakta-fakta terus dikumpulkan tentang kebenaran Ka'bah sebagai pusat bumi. Salah satu teori terkenal tentang Ka'bah sebagai pusat bumi adalah barisan Fibonacci atau angka Tuhan. Ilmuwan zaman dahulu percaya bahwa Fibonacci adalah salah satu bukti adanya Tuhan.
"Barisan ini dijelaskan pertama kali oleh matematikawan India Gopala dan Hemachandra pada tahun 1150. Lalu kembali dipaparkan oleh Leonardo Da Pisa yang juga dikenal sebagai Fibonacci dari Aljazair sekitar tahun 1200," katanya.
Ia mengatakan kedua ilmuwan ini menemukan bahwa selalu ada deret angka sederhana yang muncul secara acak di alam semesta. Hampir semua ciptaan Tuhan dianggap mempunyai angka Fibonacci dalam hidupnya baik itu tumbuhan hewan, maupun manusia.
Pada dasarnya deret Fibonacci merupakan barisan bilangan sederhana dimulai dari nol dan satu dan suku berikutnya merupakan jumlah dua bilangan sebelumnya. Akhirnya Fibonacci menemukan sebuah angka rasio Fibonacci 0.618/1.618.
Dimulai dengan angka 0 dan 1, Setiap angka baru dalam deretan ini merupakan hasil penjumlahan dari dua angka di depannya sehingga deret Fibonacci dapat dituliskan sebagai berikut. 0,1,1,2,3,8,13,21,34,55,89,144....
"Ternyata pembagian antara sebuah angka dengan angka lebih kecil di sebelahnya selalu mendekati nilai Phi. Misalnya, 5 dibagi dengan 3, 8:5 13:8 dan seterusnya. Phi konstan setiap 1,618 jumlah nilai ulangan matematika," katanya.
Allah SWT Sang Pencipta selalu menggunakan nomor yang sama dalam berbagai peristiwa di alam semesta, dalam pulse hati anda rasio aspek spiral DNA di desain khusus yang disebutkan alam semesta dodecehadrom, dalam aturan 'array' daun tanaman yang disebut phylotaxy, dalam bentuk serpihan salju, kristal, dan struktur spiral banyak galaksi.
"Sang Pencipta menggunakan nilai yang sama. Wallahu A' lam," tutupnya.