IHRAM.CO.ID, JAKARTA - Kerajaan Arab Saudi secara bertahap membuka kembali ibadah umrah bagi umat Muslim. Setelah hampir sebulan menyediakan tempat bagi Muslim di Kerajaan, 1 November nanti Muslim asing dapat kembali menginjakkan kaki di kota suci Makkah.
Konjen RI Jeddah, Eko Hartono, menyebut pihak Saudi sudah cukup siap untuk menyambut Muslim dari luar negeri. Meski demikian, ia mengaku belum mendapat informasi negara mana saja yang akan mendapatkan izin nantinya.
"Untuk umrah 1 November belum ada informasi resmi. Tapi beberapa waktu lalu otoritas penerbangan sipil Saudi mengeluarkan daftar tujuan Saudi Airlines, per 1 November. Disitu Jakarta sudah termasuk, selain Manila dan Kuala Lumpur untuk Asia Tenggara," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (25/10) malam.
Ia juga menyebut dengan pelaksanaan tahap I dan II selama Oktober ini, persiapan pihak otoritas sudah bisa dibilang mumpuni. Untuk umrah lokal, berjalan dengan bagus dan lancar.
Setiap umat Muslim yang hendak memasuki Masjidil Haram diharuskan mendaftar di aplikasi milik Kementerian Haji dan Umrah, Eatmarna. Aplikasi ini berguna untuk mendata dan melakukan pelacakan jika dibutuhkan.
Eko menyebut nantinya pada tahap III aplikasi ini masih akan dimanfaatkan. "Sejauh yang kami tahu pakai Eatmarna juga. Nanti pihak Muassasah yang daftarkan," lanjutnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Haji dan Umrah untuk Urusan Umrah, Abdul Rahman Syams, mengatakan ada lebih dari 700 perusahaan umrah di Saudi sedang menyelesaikan proses untuk menerima jamaah haji asing.
Terkait hal ini, Konjen Jeddah ini menyebut belum mendapatkan informasi secara lebih detail. Namun yang ia tahu, 700 perusahaan ini bukan hanya perusahaan perjalanan tapi juga perusahaan katering, hotel, dan akomodasi.
"Saya menanggapinya, sejumlah itulah perusahaan Saudi yang terlibat utntuk umrah. Mreka ini tentunya kolaborasi dengan perusahaan travel negara lain, termasuk Indonesia," kata dia.
Konsul Haji KJRI, Endang Jumali, sebelumnya menyebut pihaknya tidak terlibat secara langsung dalam proses persiapan teknis umrah tahap ketiga. KJRI hanya bisa memantau persiapan dari jarak jauh.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Kerajaan perihal negara mana saja yang akan diizinkan memberangkatkan jamaah umrahnya. Namun, pengumuman seputar protokol kesehatan sudah diedarkan.
Salah satu protokol kesehatan yang harus dipatuhi adalah tidak boleh ada layanan prasmanan atau buffet bagi jamaah umrah di setiap hotelnya. Usia jamaah umrah tidak boleh di atas 50 tahun dan terbukti bebas Covid-19 dengan menjalankan tes PCR. "Untuk persiapan saya kira Arab Saudi sudah oke, bahkan dengan edaran yang baru mereka sudah menetapkan kriteria hotel yang dapat digunakan," kata Endang, Jumat (23/10).
Arab Saudi juga membuat aturan dalam satu kamar hanya boleh diisi dua jamaah, dengan jarak antar kasur dua meter.