IHRAM.CO.ID, TEHERAN -- Iran konsisten mengkritik dibukanya hubungan diplomatik sejumlah negara Arab dengan Israel. Iran merasa tak yakin normalisasi ini akan bisa berjalan lama.
Ketua Parlemen Iran Mohammad Baqer Qalibaf mengatakan normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan rezim Zionis tidak akan bertahan lama, dan aibnya akan tetap ada dalam sejarah.
Ketua Parlemen Iran membuat pernyataan pada Konferensi Persatuan Islam Internasional ke-34, Kamis (29 Oktober), melalui konferensi video.
"Masalah Palestina masih menjadi prioritas namun penguasa beberapa negara Muslim telah berpaling dari Islam dan mulai menormalisasi hubungan dengan rezim Zionis 'palsu dan teroris'," kata Qalibaf.
Ia menegaskan Pekan Persatuan Islam adalah simbol solidaritas dan persaudaraan. Komitmen terhadap Sunnah dan Alquran selalu menjadi alasan terbesar persatuan Islam di sepanjang sejarah.
"Segala bentuk ketidaksopanan terhadap Nabi Muhammad SAW dan Alquran sebenarnya merupakan penghinaan bagi semua nabi, dan siapa pun yang melakukan itu tidak memiliki pemahaman minimum tentang agama, etika, spiritualitas, dan kemanusiaan," katanya.
Mohammad-Baqer Qalibaf mengatakan kesamaan umat Islam begitu banyak sehingga tidak ada alasan untuk perselisihan dan perpecahan.
Qalibaf mengatakan Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei menganggap persatuan sebagai strategi abadi dan bukan taktik jangka pendek.
Dia juga mendesak negara-negara Muslim untuk saling mendukung di saat wabah virus corona mewabah.