IHRAM.CO.ID, BEIJING – Tingkat aktivitas pabrik China mengalami peningkatan pada Oktober, meskipun dengan kecepatan melambat dibandingkan September. Tren ini menunjukkan, pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dari China setelah pulih dari guncangan virus corona.
Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur China turun menjadi 51,4 di bulan lalu dari 51,5 pada September, menurut data Biro Statistik Nasional, Sabtu (31/10). Realisasi ini sedikit di atas ekspektasi para analis, 51,3, yang menyebutkan, pemulihan masih berjalan sesuai dengan jalurnya.
Analis di China Everbright Bank Zhou Maohua menjelaskan, indikator PMI, terutama pada pesanan ekspor baru, menunjukkan bahwa angka perdagangan bulan Oktober masih tetap kuat. Tapi, penyebaran epidemi ke luar negeri dapat meningkatkan ketidakpastian ekspor China selama beberapa bulan ke depan.
Seperti dilansir di Reuters, Sabtu (31/10), sektor industri China secara luas terus kembali ke level normal atau sebelum pandemi melumpuhkan sebagian besar ekonomi.
Kenaikan tingkat permintaan, perluasan infrastruktur yang digerakkan oleh stimulus dan tangguhnya ekspor mendorong rebound dari manufaktur China. "Industri manufaktur secara keseluruhan terus meningkat," kata pejabat NBS Zhao Qinghe.
Di sisi lain, Negeri Tirai Bambu masih harus menghadapi hambatan besar mengingat prospek global yang meredup. Hal ini seiring dengan banyaknya negara Barat masih berperang dengan virus corona yang menyebabkan kebijakan lockdown harus kembali diterapkan.
PMI China yang sebagian besar berfokus pada perusahaan besar dan milik negara menunjukkan, secara keseluruhan, pesanan baru tetap stabil di level 52,8. Sementara itu, pesanan ekspor baru naik menjadi 51,0, meningkat dari 50,8 dari bulan sebelumnya.
Tapi, perusahaan yang lebih kecil masih harus berjuang. Sub indeks untuk perusahaan-perusahaan tersebut berada pada level 49,4 pada Oktober, turun kembali ke level kontraksi dari 50,1 pada September.
Zhao mencatat, subindeks pesanan baru perusahaan kecil turun dan secara signifikan lebih rendah dibandingkan tingkat keseluruhan sektor manufaktur. "Ini menunjukkan, permintaan pasar untuk bisnis kecil sangat tidak mencukupi," katanya, dilansir di South China Morning Post, Sabtu (31/10).
Selain itu, Zhao menambahkan, beberapa perusahaan yang disurvei mengatakan, mereka harus menghadapi waktu tunggu lebih lama untuk mendapatkan bahan baku impor. Biaya transportasi yang ditanggung pun lebih berat karena gelombang baru pandemi virus corona di banyak negara.
Perusahaan juga kehilangan pekerjaan selama enam bulan berturut-turut dengan kecepatan lebih tinggi. Sub indeks untuk ketenagakerjaan turun menjadi 49,3 dari 49,6 pada September.
Kepala analis makro di lembaga penelitian Zhongtai Securities, Liang Zhonghua menjelaskan, kondisi ketenagakerjaan harus menjadi catatan pemerintah. "Tren ini mengindikasikan, perbaikan terhadap ekspektasi prospek bisnis telah melambat," ujarnya.
Tidak hanya manufaktur, aktivitas di sektor jasa juga meningkat pada bulan lalu. PMI non manufaktur naik menjadi 56,2 dari 55,9 pada September. Permintaan di seluruh ekonomi yang mulai pulih setelah tertekan akibat pandemi menjadi penyebab utamanya.
BACA JUGA: Vatikan Bantah Pengakuan Yahudi Soal Tanah yang Dijanjikan dan Ras Terpilih
BACA JUGA: Khabib: Pernyataan Macron Jelas Singgung Umat Islam Dunia