IHRAM.CO.ID, LYON -- Kasus kekerasan kembali terjadi Prancis. Kali ini seorang pendeta Kristen Ortodoks menjadi korban.
Pendeta Ortodoks itu terluka dalam penembakan di kota Lyon, Prancis, pada Sabtu (31/10) waktu setempat. Sumber polisi mengatakan kepada wartawan pelaku penembakan telah melarikan diri dari tempat kejadian.
Kementerian dalam negeri Prancis mengatakan petugas keamanan dan tim darurat berada di tempat kejadian dan mendesak orang-orang menghindari daerah tersebut. Insiden itu terjadi beberapa hari setelah tiga orang tewas dalam serangan pisau di sebuah gereja di kota Nice, Prancis selatan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut pembunuhan itu sebagai "serangan teroris Islam" dan mengerahkan ribuan tentara tambahan untuk melindungi situs publik, termasuk tempat ibadah.
Penembakan di Lyon terjadi pada Sabtu (31/10) sekitar pukul 16:00 waktu setempat ketika pastor itu menutup gerejanya, kata laporan media. Seorang sumber polisi mengatakan penyerang dipersenjatai dengan senapan gergaji.
BBC belum bisa segera memverifikasi informasi ini. Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan dia akan membentuk tim tanggap darurat dalam koordinasi dengan Macron.
Pendeta itu dilaporkan berada dalam kondisi serius, dengan kantor berita Reuters melaporkan bahwa dia dirawat di lokasi karena "luka yang mengancam jiwa". Identitas pendeta belum dipublikasikan, tetapi laporan mengatakan dia berkebangsaan Yunani.
BACA JUGA: Ikuti Isu-Isu Internasional dan Timur Tengah di REPUBLIKA.co.id, Klik Tautan Ini