IHRAM.CO.ID, Pengalaman haji yang luar biasa, tak hanya dirasakan umat Islam dari Indonesia, tetapi juga jamaah haji dunia. Termasuk para jamaah haji yang berasal Amerika Serikat.
Amaan Haq berbagi kisah. Perjalanan ke tanah suci yang ditempuh bersama istri yang baru saja dinikahinya membuat dia banyak menarik pelajaran. Ia melihat banyak orang dari berbagai kalangan berkumpul menunaikan ritual yang sama. Orang dari Brasil, Spanyol, China, dan Jepang berbicara dengan bahasa yang berbeda, namun berkumpul karena ikatan satu keyakinan, Islam.
Bagi dia, haji adalah sebuah kekuatan yang memperbarui ke imanannya. Kekaguman ia rasakan saat melihat banyak jamaah dari berbagai negara berada di Makkah dan tentu saja, ia melihat Ka’bah langsung dengan mata kepalanya sendiri. Ia menuturkan, selama satu dekade terakhir, Islam tak dipandang secara positif.
Namun, peristiwa haji benarbenar memperlihatkan bagaimana setiap orang hadir dari seantero dunia dengan alasan sama. “Ini mengagumkan. Tak ada diskriminasi sebab semua individu ada di tanah suci bagaikan satu tubuh. Ada persaudaraan dan kebersamaan yang sangat kuat,” kata Haq, warga Amerika Serikat, seperti dikutip CNN.
Ia melanjutkan kisahnya. Tumbuh di keluarga Muslim dan membaca buku serta melihat video tentang haji tak membantunya memahami apa yang sebenarnya terjadi. “Tapi, saat kita benar-benar menjalaninya, ini sangat berat, mesti bekerja keras. Tapi, ini juga merupakan aktivitas yang paling berkesan dalam hidup saya,” ujarnya.
David Codolidge seorang chaplain Muslim di Brown University, Amerika Serikat, mengatakan, seseorang membutuhkan uang, kekuatan fisik, dan karakter untuk menghadap Tuhannya. Jika orang itu mampu sepenuhnya membaktikan diri pada keyakinannya, akan memudahkannya menjalankan keyakinan kala kembali ke rumah dan menempuh kehidupan sehari-harinya.
Yousef Awaida,memandang ritual haji menyajikan ketenangan dan kesatuan yang sangat besar di planet ini. Jutaan orang datang membekal keinginan yang sama, mencari keagungan dan ampunan Tuhan. Mungkin dalam realitas, ada dari mereka saat tak berada di Makkah saling bertempur menum pahkan darah satu sama lain.
“Tapi, pada momen ini, di kota ini, saya tidak melihat satu pun konfrontasi yang mencuat,” ujarnya. Di Tanah Suci, Muslim dapat memperkuat dasar keimanannya. Menjadi satu tubuh dan menghamba pada satu Tuhan. Amaan Haq juga merasakan hal yang sama seperti diungkapkan saudara Muslimnya itu, Awaida.
*Naskah ini pernah tayang di Harian Republika, 2011.