IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Perjalanan Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi mengatakan terlalu cepat membahas masalah kuota haji tahun 2021. Sebaiknya semua pihak tak mempersoalkan prediksi KJRI bahwa akan ada pemotongan kuota Haji tahun 2021.
"Ya memang belum ada waktunya (bahas) masalah haji, karena masih lama (musim hajinya)," kata Syam saat dihubungi, Senin (9/11).
Syam mengaku negara-negara lain tak bisa protes Pemerintah Arab Saudi mengurangi jatah kuota haji. Karena masalah penyelenggaraan ibadah hari merupakan kebijakan penyelenggaraan ibadah haji. "Kalaupun dibatasi 50 persen kita bisa bilang apa," ujarnya.
Meski demikian kata dia, hal itu lebih baik karena Pemerintah Arab Saudi masih memberikan izin jamaah asing melaksanakan ibadah haji. "Tapi itu udah bagus masih ada kesempatan haji dari luar negeri untuk bisa ikut tahun 2021 untuk ber haji di Arab Saudi," katanya.
Syam mengajak, jika Saudi mengizinkan haji kepada Indonesia maka harus dipasti jamaah haji regular maupun haji khusus patuh terhadap protokol kesehatan. Kepatuhan terhadap protokol kesehatan harus dipastikan agar jamaah tak terpapar Covid-19. "Mengenai protokol kesehatan ya kita ikutin aja," katanya.
Syam menilai uji coba umroh pada tahap ketiga ini terlalu cepat dan terkesan mengorbankan para jamaah yang ikut umroh. Meski demikian jamaah umrah perdana ini umumnya pimpinan-pimpinan travel.
Syam mengaku bersyukur kuota haji dikurangi 50 persen dan Saudi tidak sampai menghapus jatah kuota haji untuk Indonesia. Untuk itu semua pihak kata dia harus menerima segala konsekuensi terkait penyelenggaraan ibadah haji di masa pandemi. "Kalau umur dibatasi itu juga konsekuensi, maka jamaah nanti akan batal atau dia kita berangkatkan di tahun berikutnya," katanya.
Mengenai prediksi akan ada pengurangan jatah kuota haji yang disampaikan Konsul Haji Endang Jumali sebaiknya tak perlu dirisaukan. Lebih baik menunggu informasi resmi dari Saudi. "Kita nunggu pengumuman lebih lanjut dari kepastian peraturan ini," katanya.