IHRAM.CO.ID, WINA -- Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan pada Senin lalu, ada kebutuhan membentuk sebuah lembaga untuk melatih para imam di Eropa. Hal itu diungkapkannya saat ia mengunjungi Austria untuk memberikan penghormatan kepada para korban serangan 2 November lalu di Wina.
Michel berbicara tentang penembakan di Wina di mana empat orang, termasuk penyerang, tewas. "Serangan teroris bertujuan menghancurkan kehidupan, mengirimkan gelombang kejut, tetapi juga merusak nilai-nilai Eropa. Tetapi kami tidak akan menyerah. Kita perlu memerangi ideologi kebencian dengan segenap kekuatan kita. Ini usul konkret saya: Pembentukan Lembaga Eropa untuk pelatihan para Imam di Eropa," kata Michel, dilansir di Al Arabiya, Selasa (10/11).
Dia mengatakan, mereka harus memastikan tidak ada impunitas (nirpidana) di internet ketika ada pesan yang mengagungkan terorisme diunggah. Ia menegaskan mereka harus bisa menghapus konten semacam itu dengan cepat.
"Beberapa proposal sudah dibahas. Saya berharap mereka akan diadopsi pada akhir tahun dan dapat beroperasi," ujarnya.
Dalam unggahan di Twitter pada Senin (9/11), Michel mengatakan untuk melawan ideologi kebencian, mereka perlu sesegera mungkin mendirikan lembaga untuk melatih para imam di Eropa.
Penembakan pada 2 November lalu adalah serangan besar pertama di Austria dalam beberapa dekade yang pertama dilakukan oleh seorang ekstremis. Penyerangan tersebut dilakukan oleh seseorang yang diidentifikasi bernama Kujtim Fejzulai (20 tahun) yang sebelumnya dipenjara karena mencoba bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah. Peristiwa itu menyebabkan 15 orang terluka.
Pihak berwenang Austria mengatakan, penyerang telah menjalani hukuman penjara 22 bulan karena mencoba melakukan perjalanan ke Suriah dan bergabung dengan kelompok ISIS. Beberapa hari kemudian, pemerintah menutup sebuah masjid dan perkumpulan Islam yang sering dikunjungi oleh penyerang.
"Badan intelijen domestik BVT memberi tahu kami bahwa kunjungan ke masjid-masjid ini meningkatkan radikalisasi penyerang," kata Menteri Integrasi Susanne Raab pekan lalu.
Sebuah pernyataan dari Komunitas Agama Islam Austria yang diakui secara resmi mengatakan, satu masjid yang terdaftar secara resmi ditutup karena melanggar aturan atas doktrin agama dan konstitusinya, serta undang-undang nasional yang mengatur lembaga-lembaga Islam.