IHRAM.CO.ID, PARIS -- Sekelompok Muslim Prancis memutuskan untuk berjaga di salah satu katedral kota untuk melindungi dan menunjukkan solidaritas. Tindakan ini dilakukan setelah beberapa kejadian tentang kekerasan kepada Prancis lain karena kasus karikatur nabi.
Salah seorang pemuda muslim, Elyazid Benferhat mengaku muak ketika mendengar tentang serangan ekstremis Islam yang mematikan di sebuah gereja di Nice. Ia dan teman-temannya akhirnya memutuskan untuk bertindak.
Benferhat dan seorang teman lainnya mengumpulkan pria Muslim muda untuk berjaga di luar katedral kota mereka untuk liburan akhir pekan All Saints. Umat ​​di gereja abad ke-13 di kota selatan Lodeve mengaku sangat tersentuh atas tindakan kelompok muslim ini. Salah seorang Pastor bahkan menyebut sikap mereka memberinya harapan di saat kekacauan.
Benferhat, berbicara dengan aksen Prancis selatan yang khas, mengidentifikasi dirinya sebagai warga yang lebih Prancis dari pada siapa pun. Sementara ibunya lahir di Aljazair. Dia sendiri lahir di Prancis dan tumbuh hanya berbicara bahasa Prancis.
"Tapi saya juga Muslim dan kami telah melihat Islamofobia di negara ini, dan terorisme. Dalam beberapa tahun terakhir, saya merasa kesal karena setiap kali kekerasan ekstremis Islam melanda Prancis, Muslim menghadapi stigmatisasi baru, meskipun kami tidak ada hubungannya dengan itu," jelasnya dilansir dari Abcnews, Jumat (6/11).
Dia menyebut pemenggalan kepala seorang guru di dekat Paris bulan lalu sebagai sebuah tindakan kekejaman yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya. Kemudian ketika tiga orang tewas di Basilika Notre Dame di Nice, Benferhat mengatakan dia sangat muak sehingga dia ingin melakukan sesuatu agar semua orang sadar.
Benferhat, yang bekerja untuk perusahaan minyak Perancis Total dan pelatih di klub sepak bola lokal, berbicara dengan seorang teman Muslim yang berada di Nice hari itu. Mereka lalu merencanakan tindakannya ini bersama teman lainnya.
"Kami mendapat ide ini. Kami perlu melakukan sesuatu selain memberi penghormatan kepada para korban. Kami berkata, kami akan melindungi gereja sendiri," tuturnya.
Mereka merekrut sukarelawan di antara teman-teman mereka dan di klub sepak bolanya, dan menjaga gereja malam itu dan saat Misa Minggu. Benferhat mengatakan mereka juga berkoordinasi dengan polisi setempat, setelah pemerintah Prancis berjanji untuk meningkatkan keamanan di situs-situs keagamaan yang sensitif.
"Sangat bagus, orang-orang muda yang menentang kekerasan ini," kata Pastor Luis Iniguez.
Ketika sebuah surat kabar lokal menerbitkan foto umat berpose dengan pengawal Muslim mereka, Iniguez menggantungnya di dalam katedral Gotik, yang berfungsi sebagai pengingat bagi kehidupan kota.
“Orang-orang senang melihat itu, terutama di tengah kekhawatiran baru-baru ini tentang ketegangan antara Prancis dan dunia Muslim, di atas ketakutan yang terus berlanjut akan virus itu," jelas Pastor.
Kelompok Benferhat sedang mempertimbangkan bagaimana membawa gagasan itu ke depan, dan ingin melakukannya lagi untuk Natal, dan untuk kota-kota lain untuk mengikuti jejak Lodeve. Tetapi untuk saat ini semua layanan keagamaan di Prancis dilarang setidaknya hingga 1 Desember untuk mencoba memperlambat infeksi virus yang meningkat pesat.