Sabtu 14 Nov 2020 12:13 WIB

Arab Saudi-AS Teken Kesepakatan Bantuan Muslim Rohingya

Bantuan termasuk rehabilitasi perumahan untuk Muslim Rohingya.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Arab Saudi-AS Teken Kesepakatan Bantuan Muslim Rohingya. Sejumlah pengungsi etnis Rohingya duduk di dalam bus saat tiba di tempat penampungan yang baru di Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Mee Kandang, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (10/7/2020). Sebanyak 99 orang pengungsi Rohingya yang terdiri dari 43 orang dewasa dan 56 anak-anak dipindahkan ke tempat penampungan sementara yang baru dan sehat sambil menunggu kepastian dari imigrasi, IOM dan UHNCR soal sampai kapan mereka akan berada di Indonesia.
Foto: ANTARA /RAHMAD
Arab Saudi-AS Teken Kesepakatan Bantuan Muslim Rohingya. Sejumlah pengungsi etnis Rohingya duduk di dalam bus saat tiba di tempat penampungan yang baru di Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Mee Kandang, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (10/7/2020). Sebanyak 99 orang pengungsi Rohingya yang terdiri dari 43 orang dewasa dan 56 anak-anak dipindahkan ke tempat penampungan sementara yang baru dan sehat sambil menunggu kepastian dari imigrasi, IOM dan UHNCR soal sampai kapan mereka akan berada di Indonesia.

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi menandatangani perjanjian kerja sama dengan Amerika Serikat untuk menerapkan program dukungan pengungsi multi-sektor di Cox's Bazar di Bangladesh. Program bantuan untuk pengungsi Rohingya ini diteken, Kamis (12/11).

Dilansir di Arab News, Sabtu (14/11), perjanjian tersebut bertujuan merehabilitasi perumahan dengan nilai total 2 juta dolar AS, dan akan dikelola oleh Program Pangan Dunia (WFP).

Baca Juga

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Supervisor Jenderal Pusat Bantuan dan Bantuan Kemanusiaan (KSrelief) Raja Salman Abdullah Al-Rabeeah dan Plt Wakil Administrator Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) John Barsa, di hadapan Putri Reema binti Bandar Al- Saud, duta besar Saudi untuk AS, dan John Abizaid, duta besar AS untuk Arab Saudi.

Program ini akan menargetkan 87.165 orang untuk bantuan darurat, termasuk pengungsi Rohingya dan kelompok yang terkena bencana alam dan konflik di Ukhiya, Teknaf, Kutubdia, dan Moheskhali.

Al-Rabeeah dalam pernyataannya memuji kesepakatan tersebut. Dia mengatakan, Arab Saudi telah mendukung Rohingya di daerah pengungsian mereka dan di Kerajaan, sepanjang sejarah, dan memberi mereka semua layanan, perawatan, dan fasilitas yang diperlukan.

Dia menambahkan sebagai akibat dari pemberantasan dan penyiksaan yang dihadapi oleh Rohingya di Myanmar, Kerajaan memberikan bantuan darurat bagi para pengungsi yang terkena bencana. Raja Salman mengarahkan KSrelief untuk berdiri di samping orang-orang yang terkena dampak dan memberi mereka bantuan mendesak, dan pusat tersebut mengirim tim khusus ke Bangladesh untuk menentukan keadaan pengungsi Rohingya, memenuhi kebutuhan mereka dan memberi mereka bantuan darurat dan bantuan kemanusiaan.

Pusat tersebut juga melaksanakan sejumlah proyek dan program yang beragam untuk pengungsi di Cox's Bazar dan daerah lainnya. Al-Rabeeah mengatakan, perjanjian itu datang dalam kerangka dukungan Saudi yang berkelanjutan untuk meringankan penderitaan orang-orang Rohingya dan untuk meningkatkan standar hidup mereka. Dia pun berterima kasih kepada pemerintah Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman atas bantuannya yang berharga kepada orang-orang yang terkena dampak dan negara-negara di seluruh dunia.

John Barsa berterima kasih kepada KSrelief dan WFP atas kemitraannya di Bangladesh dan negara lain. Dia mengatakan selama lebih dari tiga tahun pengungsi Rohingya telah menderita, dan melalui perjanjian ini mereka akan mendapat dukungan yang sangat dibutuhkan.

Dia mengungkapkan kebanggaannya atas kemitraan yang akan meningkatkan akses ke kebutuhan dasar dan tempat tinggal bagi Rohinyga. Lebih dari 860 ribu minoritas yang dianiaya tinggal di kamp pengungsi terbesar di dunia di Cox’s Bazar.

Kota Bangladesh sedang menghadapi masalah besar, termasuk bencana alam dan pandemi virus corona jenis baru 2019 (Covid-19). Sehingga melalui perjanjian ini USAID dan KSrelief berharap dapat memenuhi kebutuhan penduduk.

Barsa mengatakan bahwa selama lima tahun terakhir, melalui 300 ribu karyawan dan relawan, KSrelief memperluas kerja bantuan dan kemanusiaannya, menjangkau 54 negara dan menyumbang lebih dari 4 miliar dolar AS.

Di akhir pidatonya, dia menyampaikan harapan untuk kemitraan dan mendesak organisasi internasional untuk mendukung perjuangan tersebut. Putri Reema binti Bandar Al-Saud mengatakan bahwa KSrelief berperan besar dalam memberikan bantuan ke daerah bencana dan masyarakat yang membutuhkan di seluruh dunia. Pusat tersebut telah mengambil bagian dalam lebih dari 1.300 operasi kemanusiaan hingga saat ini.

Dia menambahkan pusat tersebut, bersama dengan USAID, akan berkontribusi pada upaya WFP untuk membantu pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, dan mengatakan perjanjian tersebut adalah bukti dari apa yang dapat dicapai oleh kemitraan berkelanjutan Saudi dengan AS, untuk mencapai perdamaian, keamanan dan kemakmuran di kawasan dan di seluruh dunia.

Perjanjian tersebut bertujuan meningkatkan kesehatan, keselamatan, dan standar hidup para pengungsi Rohingya di Bangladesh, melalui rehabilitasi rumah dan tempat penampungan lokal serta memberikan perlindungan dari bencana, tambahnya.

Dia pun menambahwkan selama dua dekade terakhir, Kerajaan telah menyumbangkan lebih dari 15 miliar dolar AS untuk pengungsi di seluruh dunia, dan dalam sebulan terakhir saja, Kerajaan tersebut mengambil bagian dalam konferensi donor PBB untuk tujuan pengungsi Rohingya. Kerajaan juga menampung lebih dari 270 ribu pengungsi Rohingya, memberi mereka perawatan kesehatan gratis, layanan pendidikan, dan peluang kerja, tambahnya.

“Melalui perjanjian tersebut, banyak keluarga di Bangladesh akan segera menerima perlindungan,” kata duta besar Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement