IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Penyelenggaraan ibadah umroh di masa pandemi sangat berbeda dengan penyelengggaraan ibadah umrah dalam kondisi normal. Selain aktivitas jamaah dibatasi, penyelenggara perjalanan ibadah umroh (PPIU) juga terbatas melayani jamaah, termasuk jamaah sakit karena positif Covid-19.
Pemilik PPIU Taqwa Tours, Rafiq Jauhari mengatakan, dalam kondisi normal, ketika jamaah ada yang sakit, maka PPIU ikut terlibat dalam semua proses.
"Pengobatan, bisa ikut membantu memantau, menerjemah apa yang diinginkan, serta menjenguk setiap saat," katanya Rafiq, saat dihubungi, Ahad (15/11).
Namun dalam kondisi pandemi ini, PPIU sama sekali tidak bisa terlibat membantu jamaah. Seperti diketahui pada fase tiga pembukaan umroh, ada 13 jamaah umroh asal Indonesia positif Covid-19.
"Tidak hanya itu, bahkan kalau ada jamaah yang sakit selain Covid-19 pun PPIU sangat terbatas perannya dalam membantu jamaah," ujarnya.
Karena kata Rafiq, di masa pandemi ini segala sesuatu keperluan di Arab Saudi diatur oleh muasasah (internal agent), Kementerian Haji dan Kementerian Kesehatan. Ia mencontohkan, ketika begitu tiba di Arab Saudi ada jamaah yang mengeluhkan sakit perut, PPIU tak bisa membantu.
"PPIU tidak bisa mengantarkan ke klinik, rumah sakit karena petugas PPIU juga masih dalam proses karantina," katanya.
Bahkan, kata Rafiq, perwakilan PPIU di Arab Saudi juga tidak bisa berperan. Sehingga sudah dapat dipastikan umrah di masa pandemi ini memiliki resiko besar.
"Ini sudah di luar kendali, sulit sekali menghadapi masalah seperti ini," katanya.