Senin 16 Nov 2020 12:17 WIB

Indonesia Masih Kekurangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Banyak pelaku usaha skala kecil belum terjangkau layanan pinjaman dana syariah.

Indonesia Masih Kekurangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Ilustrasi lembaga keuangan mikro syariah.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Indonesia Masih Kekurangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Ilustrasi lembaga keuangan mikro syariah.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, masih sedikit memiliki jumlah lembaga keuangan mikro berbasis syariah. Menurutnya, perlu dibangun lebih banyak Baitul Maal wa Tamwil (BMT).

"Indonesia, sebagai negara dengan 221 juta penduduk Muslim, masih kekurangan lembaga keuangan mikro syariah. Oleh karena itu, perlu dibangun pusat pelatihan lembaga mikro syariah di berbagai daerah, sebagai pusat pembinaan dan pengembangan BMT," kata Ma’ruf saat membuka web seminar BMT Summit 2020 secara virtual dari Jakarta, Senin (16/11).

Baca Juga

Keberadaan lembaga keuangan mikro syariah tersebut penting mengingat banyak pelaku usaha skala kecil di berbagai daerah yang belum terjangkau layanan pinjaman dana secara syariah. Ma’ruf juga menilai keberadaan lembaga keuangan dan pelaku usaha sangat berkaitan. Terkait BMT, Ma’ruf mengatakan perannya tidak dapat dipisahkan dari keberadaan pelaku usaha mikro selaku calon nasabah.

Oleh karena itu, Ma’ruf mendorong penguatan BMT dan pelaku usaha, khususnya dalam pemanfaatan teknologi sehingga kualitas pelayanan yang diberikan BMT kepada pelaku usaha dan pelaku usaha kepada masyarakat, dapat semakin meningkat.

Pelaku usaha mikro yang memanfaatkan platform daring dalam transaksinya mengalami kenaikan penjualan dibandingkan dengan pelaku usaha yang masih menggunakan cara-cara lama dalam berdagang.

"Dalam sebuah penelitian terlihat usaha mikro yang beroperasi dengan menggunakan platform online mengalami penurunan penjualan lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan platform online," katanya.

Dia juga mendorong pengembangan pusat data yang terintegrasi bagi seluruh BMT yang ada di Indonesia. Selama inipenyelenggaraan data masih menjadi kendala dalam penyaluran bantuan langsung dari pemerintah kepada para pelaku usaha, khususnya dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di masa pandemi Covid-19.

"Semoga dalam BMT Summit 2020 ini, di mana seluruh BMT berkumpul, dapat dirumuskan langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun pusat data BMT yang terpadu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement