Selasa 17 Nov 2020 15:51 WIB

Pemilik PPIU Nilai Wajar Visa Umroh Dihentikan Sementara

Penerapan protokol kesehatan Covid-19 terlihat belum konsisten diterapkan pada jamaah

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pemilik PPIU Nilai Wajar Visa Umroh Dihentikan Sementara (ilustrasi).
Foto: RaesahAlharmin / HO via REUTERS
Pemilik PPIU Nilai Wajar Visa Umroh Dihentikan Sementara (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah Arab Saudi dinilai belum siap menerima jamaah asing pada fase tiga pembukaan umroh. Hal tersebut terlihat dari regulasi protokol kesehatan yang belum selesai disusun.

"Mengaca dari tiga kloter awal yang sudah diberangkatkan umroh, sepertinya Arab Saudi sendiri masih belum selesai dalam merancang protokol kesehatan," kata pemilik Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) Taqwa Tours, Rafiq Jauhari, saat dihubungi, Selasa (17/11).

Penerapan protokol kesehatan Covid-19 terlihat belum konsisten diterapkan pada jamaah. Kewajiban mematuhi protokol kesehatan antara kelompok terbang (kloter) satu dengan kloter yang lain berbeda sehingga membuat PPIU sulit menafsirkan kebijakan protokol kesehatan Arab Saudi. "PPIU pun sulit dalam menyimpulkan bagaimana protokol kesehatan yang diterapkan di Arab Saudi," katanya.

Rafiq mengatakan, ketika kemudian ditemukan belasan kasus positif, wajar jika Arab Saudi mengambil langkah penghentian sementara dan melakukan review. Semoga dengan penghentian sementara ini, Saudi bisa melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan ibadah umroh di masa pandemi. "Harapannya semoga penghentian umrah ini benar-benar digunakan Saudi untuk mereview, dan hasilnya dapat segera dirilis untuk dibaca bersama," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement