IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Masjid Salman ITB menjadi pelopor dalam menghasilkan teknologi guna membantu pasien Covid-19. Alat ventilator yang diberi nama Vent-I ini kini telah didistribusikan ke seluruh Indonesia.
"Kita merasa bangga, masjid bisa hadir memberikan solusi. Salah satu karya kita adalah menciptakan ventilator indonesia, sebagai inisiasi pembina kami, doktor Syarif Hidayat. Dari masjid lahirlah alat ventilator," kata Aktivis Masjid Salman ITB, Agis Nurholis, saat mengisi webinar yang digelar Republika berjudul "Peran Masjid di Era Pandemi", Sabtu (21/11).
Pembina Masjid Salman ITB ini disebut pernah berkata, "Saya memilih mati dalam keadaan berdiri, ketimbang mati dalam keadaan memeluk lutut". Saking berdedikasinya beliau dalam menciptakan ventilator ini, ia disebut bermalam di masjid selama beberapa waktu.
Alat Vent-I kini telah disalurkan ke 300 rumah sakit di seluruh Indonesia. Total unit yang dibagikan mencapai hampir 1000 buah. Pembagian alat tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing provinsi, namun paling banyak di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Dalam usaha pengembangan alat ini, beberapa ruangan di masjid dialihfungsikan sebagai pabrik Vent-I. Remaja Bandung yang duduk di bangku SMK juga dilibatkan dalam pembuatan alat ini.
"Selain mengembangkan alat tersebut, kita juga membagikan bantuan kepada masyarakat dan tenaga medis berupa nutrisi imun dan handsanitizer. Kita bagikan sembako di beberapa kecamatan di Bandung," ujarnya.
Dalam upaya penerimaan zakat dan infaq saat Ramadhan, pihak masjid mencoba memanfaatkan layanan digital dan layanan tanpa turun (drive thru). Angka pengumpulan dana ini disebut mengalami kenaikan yang signifikan, bahkan lebih dari 100 persen.
Program kajian yang biasanya diselenggarakan pihak masjid juga kini beralih ke digital. Dakwah di tengah pandemi dinilai lebih optimal karena tidak ada batas jarak. Peserta maupun pembicara bisa ikut dan mengakses kajian dari manapun.
Selama pandemi, Agis menyebut jumlah jamaah berkurang drastis. Biasanya untuk shalat Jumat, masjid ini mampu menampung hingga 5.000 jamaah. Namun kini hanya 200 hingga 300 jamaah yang hadir di masjid.
Terkait kondisi di 2021, ia menyebut keadaan masih penuh ketidakpastian. Namun, pihak pengelola masjid memiliki niat untuk menguatkan konten digital.
"Saat ini banyak remaja yang mengakses layanan digital. Maka kita juga harus hadir memanfaatkan itu. Kita berikan konten-konten positif untuk mengimbangi derasnya penggunaan internet," lanjutnya.
Masjid Salman ITB disebut tengah menyiapkan sebuah studio khusus. Nantinya, studio ini dimanfaatkan untuk menghasilkan karya podcast. Vent-I disebut memberikan semangat agar menghasilkan produk maupun karya lain yang bermanfaat bagi masyarakat.