REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Syekh Thariq As-Suwaidan dalam kitabnya Asrar al-Hajj wa al-Umra mengatakan, ada beberapa tempat Mustajab di tanah haram. Di antaranya pada saat tawaf di Masjidil Haram ( Multazam, di dalam Ka'bah, dekat zam-zam).
Selain itu di atas bukit Shafa Marwah Mama di tempat sya'i di belakang Maqam Ibrahim dan di padang Arafah? Muzdalifah, di Mina dan di Jamarat (tiga tempat melempar jumroh). Syekh Thariq As-Suwaidan menyarankan, hendaknya pada semua tempat-tempat yang indah disebut tadi, kita mesti memanjatkan doa kepada Allah. Doa apapun kebutuhan dan keinginan yang kita inginkan.
"Meskipun yang anda kita adalah tali sandang yang putus sama sebagaimana yang pernah dilakukan oleh seorang sahabat Rasulullah," katanya.
Menurutnya, banyak doa-doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah untuk dipanjatkan di tempat-tempat tersebut. Karena itu, untuk mengetahuinya, kita bisa merujuk kepada buku-buku hadis yang berkenaan dengan amalan dan doa yang bisa dipanjatkan pada waktu malam hari, siang, dan di semua kondisi, termasuk di salamnya tentang pelaksanaan ibadah haji.
Imam Ghazali dalam kitabnya Asrar al-Haj menyampaikan tentang keutamaan Baitullah dan Makkah. Rasulullah memastikan bahwa setiap orang yang sudah berhaji ke sana akan bergelantungan pada tirai-tirai nya, berjalan di sekelilingnya. "Sehingga Ka'bah itu masuk surga lalu mereka ikut masuk bersamanya,"
Imam Al-Ghazali mengatakan, Ka'bah juga disebut dengan Bakkah. Ada yang mengatakan bahwa arti 'ba' (Bakkah) adalah rumah sedangkan 'mim' (Makkah) adalah apa yang ada di sekitarnya. Pendapat lain menyebutkan bahwa maksud 'ba' adalah tengah kota Makkah.
Tentang hadis Rasulullah SAW, bahwa, "Sesungguhnya Allah SWT berjanji bahwa setiap tahun rumahnya (Ka'bah) akan dikunjungi oleh 600 ribu orang. jika kurang, Allah akan melengkapinya dengan para malaikat, "Bahwa kata Imam Al-Ghazali, menurut Al-Imam Al-Hafidz Zainuddin Abu al-Fadhl Abdurrahim bin Al-Husain bin Abdurrahman bin Abi Bakr bin Ibrahim al-Iraqi asy-Syafi'i Al-Mishri Syaikh al-Hadits atau yang biasa disebut dengan nama Al-Iraqi, hadis tersebut di atas belum diketahui sumbernya. Al-Irakierkata, "Aku belum menemukan sumber asli dari hadis ini."