IHRAM.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris telah mengonfirmasi tempat-tempat ibadah di Inggris, termasuk masjid, dapat dibuka kembali untuk ibadah kolektif mulai 2 Desember. Pada tanggal tersebut, kebijakan penguncian nasional telah berakhir.
Hal ini disampaikan PM Inggris, Boris Johnson, dalam sebuah pernyataan kepada Parlemen atas Rencana Musim Dingin Covid-19 Pemerintah, Senin (23/11). Dengan rencana tersebut, masyarakat di Inggris mulai Rabu (2/12) depan dapat meninggalkan rumah mereka untuk segala tujuan dan bertemu orang lain di ruang publik.
Johnson menambahkan, ibadah kolektif, pernikahan maupun olahraga di luar ruangan dapat dilanjutkan. Toko-toko, pusat perawatan pribadi, pusat kebugaran dan sektor rekreasi yang lebih luas juga dapat dibuka kembali.
Di Inggris, sejak 5 November hanya masjid yang mampu mematuhi aturan ibadah individu, yang secara hukum tetap membuka pintunya untuk umum dan beribadah.
“Untuk pertama kalinya sejak virus jahat ini menyebar, kami dapat melihat jalan keluar dari pandemi. Terobosan dalam pengobatan, pengujian dan vaksin, menunjukkan kavaleri ilmiah sudah di depan mata. Kami tahu di dalam hati kami bahwa tahun depan kami akan berhasil," kata Perdana Menteri dilansir di 5 Pillars UK, Selasa (24/11).
Pada musim semi, ia menyebut kemajuan yang ada akan mengurangi kebutuhan kebijakan pembatasan yang telah dialami pada tahun 2020. Seluruh konsep penguncian Covid-19 dinilai menjadi mubazir. Adapun saat momen kesembuhan itu tiba, Boris Johnson menyebut hal itu akan terwujud berkat pengorbanan jutaan orang di seluruh Inggris Raya.
Meski terlihat ada harapan, ia mengingatkan jika saat ini semua itu masih belum terwujud untuk saat ini. Inggris harus bersiap melewati musim dingin, dengan mengusahakan tidak ada penyebaran virus yang tidak terkendali.
"Jangan sampai kita menyia-nyiakan keuntungan yang telah diperoleh dengan susah payah, tepat pada saat beban pada NHS terlalu besar. Tanpa tindakan pencegahan yang masuk akal, kita akan mengambil risiko virus meningkat di musim dingin atau gelombang Tahun Baru," lanjutnya.
Johnson mengatakan mulai 2 Desember, negara tersebut akan kembali ke pendekatan berjenjang regional. Tindakan tegas dan berat akan diberlakukan di wilayah dengan kasus Covid-19 paling banyak. Ini berarti, masyarakat yang tinggal di wilayah Tingkat 1 harus bekerja dari rumah. Di Tingkat 2, alkohol hanya boleh disajikan dalam suasana keramahtamahan sebagai bagian dari makanan besar.
Di Tingkat 3, hiburan dalam ruangan, hotel, maupun akomodasi lainnya harus ditutup. Tindakan kumpul-kumpul maupun semua bentuk keramahtamahan di satu tempat tertutup dilarang, kecuali untuk pengiriman dan pesan antar.