IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Kesehatan Arab Saudi berharap vaksin untuk Covid-19 dapat mencukupi 70 persen populasi Kerajaan pada akhir 2021. Menurut data terbaru, total penduduk di Kerajaan Saudi mencapai 34.813.871 orang.
Dalam sebuah pidato di Al-Akhbariya, Asisten Wakil Menteri Kesehatan untuk Kesehatan Preventif, Dr Abdullah Asiri, mengatakan vaksin Covid-19 akan diberikan kepada semua secara gratis. Kebijakan ini berlaku di bawah arahan Raja Salman.
Ia menambahkan, Arab Saudi akan mendapatkan vaksin melalui Covax, sebuah pilar vaksin Access to Covid-19 Tools (ACT) Accelerator yang diluncurkan oleh G20 dan melalui perusahaan lain di luar konsorsium.
"Salah satu tujuan terpenting yang ditetapkan oleh G20 selama Presidensi G20 Arab Saudi adalah mendukung akses yang inklusif dan adil terhadap vaksin, alat diagnostik dan pengobatan,” kata Dr Asiri dilansir di The National News, Selasa (24/11).
Pada konferensi media selama KTT G20 Riyadh, Supervisor Jenderal Pusat Bantuan dan Pertolongan Kemanusiaan Raja Salman (KSRelief) Dr Abdullah Al-Rabeeah, mengungkapkan Arab Saudi akan menjadi salah satu negara pertama di dunia yang mendapatkan vaksin Covid- 19 vaksin.
Dalam konferensi pers yang sama, ia menambahkan bahwa Kerajaan telah menghabiskan lebih dari 200 juta USD atau setara Rp 2,8 triliun untuk pengembangan vaksin dan obat Covid-19.
Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman, memerintahkan pengobatan virus Covid-19 diberikan gratis kepada semua warga negara. Hal ini disampaikan tepat setelah pandemi melanda negara tersebut, pada Maret 2020.
Masyarakat yang berusia di bawah 16 tahun tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin. Hal ini berlaku sampai ada penelitian lebih lanjut yang membuktikan keefektifannya. Dr Asiri mengatakan rencana distribusi vaksin yang komprehensif akan dibuat dalam beberapa minggu mendatang.
Tiga vaksin yang sedang dikembangkan, yakni Pfizer, Moderna dan AstraZeneca, telah ditemukan setidaknya 70 persen efektif. Saat ini, secara global lebih dari 58 juta orang telah tertular Covid-19 dan hampir 1,4 juta orang telah meninggal karenanya.