Selasa 24 Nov 2020 17:31 WIB

Ekonomi RI Diklaim Salah Satu yang Terbaik Setelah China

Ekonomi Indonesia diperkirakan minus berada di posisi kedua setelah China

Rep: Anadolu/ Red: Elba Damhuri
 Seorang pria Indonesia berjalan melewati monitor perdagangan di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Indonesia,
Foto: EPA-EFE/Bagus Indahono
Seorang pria Indonesia berjalan melewati monitor perdagangan di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Indonesia,

IHRAM.CO.ID, JAKARTA --Pemerintah mengatakan walaupun ekonomi Indonesia mengalami kontraksi, namun secara keseluruhan masih merupakan salah satu yang terbaik di antara negara-negara G20.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 diperkirakan oleh G20 sebesar minus 1,5 persen.

Proyeksi tersebut menempatkan Indonesia berada di posisi kedua terbaik setelah China yang diperkirakan tumbuh 1,9 persen.

“Rata-rata proyeksi negara G20 lainnya mengalami kontraksi sangat dalam dengan Spanyol yang terendah minus 12,8 persen,” jelas Menteri Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Senin malam.

Dia menambahkan pemerintah masih belum mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 yang tetap berada di kisaran minus 1,7 hingga minus 0,6 persen.

Kemudian, Menteri Sri Mulyani menjelaskan kemungkinan ekonomi global tahun depan akan mengalami pembalikan (rebound) yang berbeda-beda, tergantung pada daya tahan ekonomi suatu negara.

“Harusnya yang terkontraksi paling dalam, reboundnya makin kuat. Tapi ternyata tidak seperti itu,” kata dia.

Menteri Sri Mulyani mengatakan China dan Indonesia diperkirakan menjadi negara dengan pembalikan ekonomi paling tinggi.

China diperkirakan tumbuh positif 8,2 persen sementara Indonesia tumbuh 6,12 persen pada tahun depan.

Sementara India tahun depan juga diperkirakan tumbuh tinggi 8,8 persen, namun pada 2020 diperkirakan akan terkontraksi sangat dalam yakni lebih dari minus 10 persen.

“Covid-19 memengaruhi kondisi kesehatan sampai ekonomi serta sektor keuangan secara luar biasa,” lanjut dia.

Oleh karena itu, Menteri Sri Mulyani mengatakan Presiden Joko Widodo dalam forum tersebut menekankan pentingnya pemulihan kesehatan dan transformasi ekonomi.

Kondisi perekonomian negara-negara G20 menurut dia sangat tertekan, sehingga dukungan kebijakan oleh para pemerintah negara G20 tetap harus dilakukan terutama pada sisi fiskal dan moneter serta stabilitas keuangan.

“Jangan sampai kebijakan ditarik terlalu dini sehingga kemudian membuat ekonomi semakin terperosok,” imbuh Menteri Sri Mulyani.

Perbaikan pertumbuhan masih lamban

Walaupun kontraksi ekonomi Indonesia diperkirakan ada di level moderat, namun Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan perbaikan ekonomi Indonesia masih belum secepat beberapa negara lainnya.

Dia mengatakan kontraksi ekonomi Indonesia membaik tipis dari minus 5,32 persen pada kuartal kedua menjadi minus 3,49 persen pada kuartal ketiga.

Sementara itu, beberapa negara mengalami perbaikan pertumbuhan dengan kontraksi yang berkurang hingga separuhnya, seperti AS yang membaik dari minus 9 persen di kuartal kedua menjadi minus 3,4 persen pada kuartal ketiga.

Uni Eropa juga membaik dari minus 13,9 persen menjadi minus 3,9 persen, serta Singapura membaik dari minus 13,3 persen menjadi minus 7 persen.

“Pada kuartal keempat pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih minus 2 hingga minus 3 persen,” ujar Tauhid.

Dia beranggapan masih sulit untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi rumah tangga, karena penurunan daya beli masyarakat sudah terlalu dalam.

Selain itu, Tauhid menilai pertumbuhan investasi juga masih belum akan keluar dari zona negatif pada kuartal keempat, sehingga akan membuat pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 masih tetap di zona negatif.

 

Sumber: https://www.aa.com.tr/id/ekonomi/sri-mulyani-ekonomi-indonesia-salah-satu-yang-terbaik-di-g20/2053735

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement