IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Setiap Kamis di pekan keempat November, masyarakat Amerika Serikat setiap tahunnya merayakan Thanksgiving Day. Pada tahun ini, Masjid Toledo di Ohio, Amerika Serikat juga turut merayakan Thanksgiving dengan membagikan pesan perdamaian dan persatuan.
Agama Islam pada dasarnya adalah agama perdamaian yang sangat menekankan artinya saling pengertian, cinta, dan persatuan. Karena itu, di Greater Toledo, Ohio, sebuah masjid lokal memutuskan untuk ikut merayakan Thanksgiving dengan mendekorasi halamannya dengan tanda-tanda yang membawa pesan pujian kepada Allah dan satu sama lain.
“Jumat lalu, saya memberikan khotbah berjudul Beyond Mythical History: Menemukan harapan melalui fakta bukan fiksi.' Dan sebagian dari pembahasannya adalah tentang mengakui bahwa ini bukanlah perayaan untuk banyak orang, terutama masyarakat adat kita," kata Imam Ahmad Deeb, dilansir dari About Islam, Kamis (26/11).
"Banyak dari mereka tidak menganggap ini sebagai hari perayaan tetapi hari berkabung,” kata imam itu.
Thanksgiving lahir dalam perjuangan awal mereka di Amerika, di mana banyak peziarah menerima bantuan dari penduduk asli Amerika untuk bertahan di musim dingin yang keras dan asing.
Menurut Native Circle, Thanksgiving pertama kali lahir untuk menandai akhir dari Perang Pequot, yang terjadi dengan pembantaian sekitar 500 laki-laki, perempuan dan anak-anak Pequot. Dengan berbagi pesan persatuan, imam mengatakan dia ingin mendorong komunitasnya untuk menerima sejarah nasional yang sulit sambil mempertahankan harapan dan kepositifan.
"Ini termasuk mengakui kerugian yang telah dilakukan, memperbaiki kesalahan bersejarah, dan mencari tempat bersama yang konstruktif untuk membicarakan nuansa perjuangan sistemik yang sedang berlangsung," ujarnya
"Terlepas dari posisi kita dalam spektrum politik, terlepas dari sisi yang kita miliki, terlepas dari partai-partai yang kita ikuti, ada kebenaran universal yang kita semua akui dan jika kita dapat fokus pada hal itu, bahkan sesuatu yang memecah belah seperti tanda politik bisa menjadi sesuatu yang mempersatukan," kata Imam Deeb.
"Jadi pesannya adalah mari kita mengisi seluruh bukit kita yang indah dengan tanda terima kasih. Dan kata itu dalam bahasa Arab adalag alhamdulillah yang artinya segala puji dan syukur adalah milik Tuhan,” ujarnya.
Imam juga mencatat bahwa proyek ini tidak mengabaikan sejarah atau mempromosikan gagasan persatuan yang sederhana dan palsu.
“Kita tidak sampai pada penyatuan dengan berbohong tentang sejarah, membuat cerita-cerita mitis, tapi kita juga tidak sampai pada penyatuan jika kita
datang dari tempat keunggulan moral,” ujarnya.
“Syukur adalah simbol universal dari rasa kemanusiaan kita bersama pada orang lain. Mari kita datang dari tempat itu dan kemudian mulai melakukan percakapan yang sulit ini," tambahnya.