IHRAM.CO.ID, ABU DHABI -- Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohamed bin Zayed al Nahyan dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2021. Keduanya dinominasikan setelah melakukan penandatanganan kesepakatan normalisasi hubungan antara UEA dan Israel.
Peraih Nobel Perdamaian pertama kali adalah mantan Menteri Irlandia Utara, Lord David Trimble. Dia mendapatkan anugerah penghargaan tersebut pada 1998 atas upayanya mempromosikan perdamaian di Irlandia Utara.
"Keputusannya untuk mengajukan pencalonan Perdana Menteri Netanyahu (dan Sheikh Mohammed bin Zayed) akan mengarahkan komite untuk membahas masalah tersebut," kata kantor Netanyahu dilansir dari English Alarabiya, Jumat (27/11).
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2021 akan diumumkan pada Oktober mendatang. Perjanjian damai, yang dikenal sebagai Abraham Accords, disahkan di upacara penandatanganan trilateral dengan negara Teluk Bahrain di Gedung Putih pada September.
UEA dan Bahrain masing-masing adalah negara Arab ketiga dan keempat yang berdamai dengan Israel setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994. Lebih dari satu bulan setelah upacara penandatanganan, Sudan mengumumkan akan mengikuti.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ada negara lain yang berbaris di Timur Tengah untuk berdamai dengan Israel. Trump, yang menjadi perantara Abraham Accords, sudah dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2021. Anggota parlemen Norwegia Christian Tybring-Gjedde mengajukan nama Trump pada 9 September.
“Ini atas kontribusinya bagi perdamaian antara Israel dan UEA. Ini adalah kesepakatan yang unik," kata Tybring-Gjedde saat itu.
Para ahli dan tokoh media sebelumnya menyerukan agar Hadiah Nobel Perdamaian diberikan kepada ketiga pemimpin AS, UEA, dan Israel atas pencapaian kesepakatan bersejarah mereka. Pakar Timur Tengah Ghanem Nuseibeh mengatakan pada saat pengumuman bahwa penghargaan tersebut harus diberikan kepada ketiga pemimpin tersebut.
"Mereka semua pantas mendapatkannya," kata Nuseibeh dalam sebuah posting di Twitter.
Putra Netanyahu, Yair, men-tweet bahwa ketiga pemimpin itu harus menerima Hadiah Nobel Perdamaian karena membawa perjanjian perdamaian pertama di Timur Tengah sejak 1994.