IHRAM.CO.ID,WASHINGTON -- Penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner dan timnya berangkat ke Arab Saudi dan Qatar minggu ini untuk melakukan pembicaraan di kawasan itu, yang sedang tegang pascapembunuhan seorang ilmuwan nuklir Iran.
Seorang pejabat senior pemerintah mengatakan pada Ahad (29/11) bahwa Kushner akan bertemu Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di Kota Neom Saudi dan emir Qatar di negara itu dalam beberapa hari mendatang. Kushner akan bergabung dengan utusan AS untuk Timur Tengah Avi Berkowitz dan Brian Hook, juga dengan Adam Boehler, kepala eksekutif U.S International Development Finance Corporation.
Kushner dan timnya sejak Agustus membantu merundingkan kesepakatan normalisasi antara Israel dan Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Sudan. Pejabat itu mengatakan Kusher dan tim ingin mendorong lebih banyak perjanjian semacam itu tercapai sebelum Presiden Donald Trump menyerahkan kekuasaan kepada Presiden terpilih Joe Biden pada 20 Januari.
Sejumlah pejabat AS percaya bahwa membujuk Arab Saudi ke dalam kesepakatan dengan Israel akan mendorong negara-negara Arab lainnya untuk mengikuti langkah Saudi. Namun, Saudi tampaknya tidak berada di ambang untuk mencapai kesepakatan penting seperti itu dan dalam beberapa pekan terakhir ini para pejabat memusatkan perhatian pada negara-negara lain, dengan kekhawatiran tentang pengaruh Iran di kawasan sebagai faktor pemersatu mereka.
Kunjungan Kushner itu berlangsung pascapembunuhan Mohsen Fakhrizadeh pada Jumat (27/11) di Teheran oleh penyerang tak dikenal. Pemerintah negara-negara Barat dan Israel meyakini bahwa Fakhrizadeh adalah arsitek program senjata nuklir rahasia Iran.
Beberapa hari sebelum pembunuhan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan perjalanan ke Arab Saudi dan bertemu dengan bin Salman, kata seorang pejabat Israel. Kedatangan Netanyahu itu merupakan kunjungan pertama yang dilakukan seorang pemimpin Israel secara terang-terangan. Media Israel mengatakan pertemuan itu juga dihadiri Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Pertemuan bersejarah itu menggarisbawahi betapa penentangan terhadap Teheran membawa perubahan strategis bagi negara-negara di Timur Tengah. Bin Salman dan Netanyahu khawatir Biden akan menjalankan kebijakan tentang Iran serupa dengan yang diterapkan selama kepemimpinan Presiden AS Barack Obama, yang membuat tegang hubungan Washington dengan sekutu-sekutunya di kawasan.
Biden mengatakan dia akan membawa AS bergabung kembali dengan pakta nuklir internasional dengan Iran, yang dihentikan Trump pada 2018. Biden juga mengatakan akan bekerja sama dengan negara-negara sekutu untuk memperkuat ketentuan pakta tersebut -jika Teheran lebih dahulu melanjutkan kepatuhan pada perjanjian itu.
Pejabat tinggi pemerintahan itu, berbicara kepada Reuters dengan syarat namanya tidak disebutkan, menolak memberikan keterangan lebih lanjut tentang lawatan Kushner karena alasan keamanan. Pejabat itu mengatakan Kushner bertemu di Gedung Putih pekan lalu dengan Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Ahmad Nasser Al-Mohammad Al-Sabah. Kuwait dipandang penting dalam setiap upaya untuk menyelesaikan keretakan tiga tahun antara Qatar dan para anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) lainnya.
Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab, yang tergabung dalam GCC, memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 2017 dan memboikot negara itu atas tuduhan bahwa Qatar mendukung terorisme. Qatar membantah tuduhan tersebut.