Rabu 02 Dec 2020 17:56 WIB

Mayoritas Muslim Prancis Asal Arab Merasakan Citra Buruk

Mayoritas muslim Perancis keturunan Arab merasa keyakinan mereka dipandang negatif

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Seorang warga Muslim berjalan melewati tulisan penghinaan rasial yang dilukis di dinding masjid di kota Saint-Étienne di Prancis tengah.
Foto: google.com
Seorang warga Muslim berjalan melewati tulisan penghinaan rasial yang dilukis di dinding masjid di kota Saint-Étienne di Prancis tengah.

IHRAM.CO.ID, PARIS -- Sebuah studi yang dilakukan oleh harian Arab News bekerja sama dengan YouGov sebuah firma riset berbasis internet menunjukkan mayoritas muslim Perancis keturunan Arab merasa keyakinan mereka dipandang negatif saat ini. Mayoritas muslim Prancis asal Arab menderita citra buruk yang menempel selama bertahun-tahun.

Menurut atudi tersebut, hampir dua pertiga dari mereka yang disurvei atau 64 persen percaya bahwa orang Arab di Prancis dianggap negatif.  Perasaan ini bahkan lebih kuat di antara mereka yang berusia di atas 55 tahun dengan jumlah 73 persen.

Citra buruk ternyata juga tidak hanya tentang Islam menurut studi tersebut. Memang, 61 persen orang Yahudi asal Arab juga mengatakan bahwa agama mereka disukai oleh warga Prancis.  Sebaliknya, persepsi tersebut benar-benar terbalik bagi orang Kristen yang berasal dari Arab, 92 persen di antaranya mengatakan bahwa keyakinan mereka dipandang secara positif.

Persepsi negatif ini diterjemahkan ke dalam diskriminasi, terutama dalam perekrutan.  Dalam survei Arab News en Francais / YouGov, sekitar tiga dari 10 responden mengatakan agama atau asal ras memiliki dampak negatif pada karier mereka.  Perasaan ini terutama terjadi pada laki-laki, baik dari segi suku (35 persen) atau agama (33 persen).

Wanita, di sisi lain, percaya bahwa baik agama (61 persen) maupun asal ras (53 persen) tidak berdampak pada lintasan profesional mereka.  Untuk 36 persen dari mereka yang disurvei, bahkan asal usul nama mereka yang paling banyak dijadikan pertimbangan dalam proses perekrutan.  Sebuah survei yang dilakukan oleh Institut Montaigne pada tahun 2015 menunjukkan bahwa di Prancis, Mohammed empat kali lebih kecil kemungkinannya untuk direkrut daripada Michel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement