IHRAM.CO.ID, GAZA -- Kementerian Dalam Negeri Gaza menyebut jalur Gaza akan diisolasi sebagian dalam upaya mengurangi meningkatnya kasus Covid-19. Dampaknya, sekolah dan masjid di daerah kantong Palestina ini akan ditutup pada akhir pekan ini.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Eyad al-Bozom, mengatakan selama penutupan, beberapa bisnis akan tetap diizinkan buka sampai berlakunya jam malam. Meski demikian, Bozom tidak merinci berapa lama penguncian diperkirakan akan berlangsung atau jenis bisnis apa yang akan diizinkan untuk tetap beroperasi.
Secara umum, beberapa fasilitas publik seperti pasar, apotek dan restoran yang menawarkan layanan dibawa pulang diizinkan untuk tetap buka selama kuncian wilayah akibat virus Covid-19.
Dilansir di Middle East Eye, Jumat (4/12), kasus virus di Gaza telah meningkat tiga kali lipat selama sebulan terakhir, berkisar sekitar 900 kasus baru setiap hari. Sementara itu, jumlah kematian meningkat empat kali lipat menjadi 122.
Secara total, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 23.000 infeksi telah dilaporkan di daerah kantong itu. Kantor berita resmi Palestina, Wafa, melaporkan setidaknya ada 827 kasus baru yang dikonfirmasi di Gaza, Kamis (3/12).
Organisasi kesehatan telah memperingatkan jika pandemi ini dapat dengan mudah lepas kendali dan membebani sistem kesehatan wilayah Palestina yang sedang berjuang. WHO pada mengirimkan 15 ventilator ke rumah sakit Gaza, menyusul peringatan dari pejabat kesehatan setempat, yang menyebut rumah sakit telah mencapai titik puncak dan hampir kehabisan ventilator.