IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Akun channel Youtube milik Front Pembela Islam (FPI), yaitu Front TV tumbang alias hilang. Republika pada Jumat (4/12), sudah menelusuri akun tersebut di Youtube, namun tidak ditemukan sama sekali. Pun dengan video acara FPI lainnya yang tersimpan di Youtube ikut lenyap.
Beberapa warganet (netizen) melaporkan jika akun tersebut tiba-tiba tidak bisa diakses pada Kamis (3/12). Masih ada video berjudul 'Orang Budha Bertanya KAFIR berikut Jawaban Habib Rizieq' yang tersimpan di Youtube, namun ketika akun Front TV diklik, muncul kata "This channel does not exist".
Republika sudah mengonfirmasi masalah itu ke Juru Bicara DPP FPI Munarman maupun tim hukum DPP FPI Ali Alatas, namun belum memberikan respon terkait akun Youtube Front TV yang tidak bisa digunakan lagi.
Akun Front TV sempat menyiarkan kedatangan Habib Rizieq Shihab (HRS) kala tiba dari Arab Saudi di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, Selasa (10/11) pagi WIB. Saat acara live tersebut, Republika sempat mencatat ada 21 ribu lebih penonton yang mengikuti detik-detik kedatangan HRS.
Terlihat di ruang kedatangan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, ribuan penjemput menunggu kedatangan HRS hingga membuat jalanan sekitar tidak bergerak. Dari akun tersebut pula, penontong dari rumah bisa menyaksikan ribuan orang menyambut kedatangan HRS di Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Front TV juga menyiarkan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihadiri ribuan orang, hingga menciptakan kerumunan. Di sini ada cemarah HRS yang disorot, lantaran dianggap berbicara kasar terkait "lonte".
Akun Front TV terakhir tercatat menyiarkan acara 'Dialog Nasional 100 Ulama dan Tokoh Bersama Imam Besar Al Habib Muhammad Rizieq Shihab' sebagai peringatan reuni 212 secara virtual pada Rabu (2/12), yang digelar secara langsung dan ditonton belasan ribu orang.
Hadir di acara itu HRS selaku tuan rumah, pakar hukum tata negara Refly Harun, aktivis Rocky Gerung, ekonomi Ichsanuddin Noorsy, eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, Waketum DPP Partai Gerindra Fadli Zon, dan tokoh lainnya yang membahas tentang Pancasila dan ketidakadilan.