IHRAM.CO.ID, DHAKA -- Sebuah kelompok hak asasi Rohingya yang berbasis di Eropa pada Sabtu menyatakan keprihatinannya terkait rencana Bangladesh untuk merelokasi lebih dari 100.000 pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil.
"Kami mendesak masyarakat internasional, termasuk pemerintahan Amerika Serikat yang baru terpilih, negara-negara Asia Selatan, kelompok masyarakat sipil dan organisasi internasional untuk membantu dan membujuk pemerintah Bangladesh segera menghentikan rencana ini," kata Dewan Rohingya Eropa dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Anadolu Agency.
Mencontohkan permukiman darurat untuk lebih dari 1 juta orang Rohingya tanpa kewarganegaraan di distrik Cox's Bazar di bagian selatan Bangladesh. Otoritas negara itu telah mulai memindahkan 100.000 pengungsi Rohingya ke Bhashan Char, sebuah pulau terpencil yang rawan topan dan bencana alam lainnya.
Meskipun ada protes keras dari komunitas internasional dan pembela hak, Bangladesh pada Jumat telah mulai memindahkan gelombang pertama pengungsi Rohingya yang terdiri dari 1.642 orang ke pulau yang baru muncul 20 tahun lalu di Teluk Benggala dan tidak pernah dihuni.
Rencananya 3.500 pengungsi lain akan dipindahkan ke pulau itu minggu ini dan relokasi diharapkan selesai dalam seminggu. Kabar ini dkutip dari kantor berita Bangladesh Sangbad Sangstha dari sebuah sumber angkatan laut.
Namun, Dewan Rohingya Eropa mengatakan: “Setiap tahun, Bhashan Char tetap terendam air hujan selama beberapa bulan dan Rohingya yang rentan akan semakin terpinggirkan jika mereka dipaksa pindah ke tempat itu”.
Mengutip badai sebagai "kejadian biasa" di daerah pulau, ia menambahkan: "Kami sangat menentang rencana relokasi ini […] dan jika pengungsi Rohingya dipindahkan ke sini, maka mereka akan menghadapi bencana alam yang tak terbayangkan".