IHRAM.CO.ID, KAIRO - Uni Emirat Arab menyambut baik keputusan Maroko untuk melanjutkan hubungan diplomatik dan komunikasi dengan Israel, putra mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan menulis di twitter.
"Langkah ini, langkah berdaulat, berkontribusi untuk memperkuat pencarian bersama kita untuk stabilitas, kemakmuran, dan perdamaian yang adil dan abadi di kawasan ini".
Israel dan Maroko pada Kamis (10/12) setuju untuk menormalisasi hubungan dalam kesepakatan yang ditengahi dengan bantuan Amerika Serikat. Kesepakatan itu menjadikan Maroko negara Arab keempat yang mengesampingkan permusuhan dengan Israel dalam empat bulan terakhir.
Maroko bergabung dengan Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan untuk mulai menjalin kesepakatan dengan Israel, sebagian didorong oleh upaya yang dipimpin AS untuk menghadirkan front persatuan melawan Iran dan mengurangi pengaruh regional Teheran.
Meninggalkan kebijakan AS yang sudah berlangsung lama, Presiden Donald Trump setuju sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat, wilayah gurun di mana sengketa teritorial yang berlangsung puluhan tahun telah mengadu Maroko melawan Front Polisario yang didukung Aljazair, gerakan memisahkan diri yang berupaya mendirikan negara merdeka.
Presiden terpilih Joe Biden, yang akan menggantikan Trump pada 20 Januari, akan memutuskan apakah menerima kesepakatan AS di Sahara Barat, yang belum pernah dilakukan oleh negara Barat lainnya. Seorang juru bicara Biden menolak berkomentar.
Trump memastikan kesepakatan Israel-Maroko dalam panggilan telepon dengan Raja Maroko Mohammad VI pada Kamis, kata Gedung Putih.
"Terobosan lain BERSEJARAH hari ini! Dua sahabat BESAR kita Israel dan Kerajaan Maroko telah menyetujui hubungan diplomatik penuh , sebuah terobosan besar untuk perdamaian di Timur Tengah! " tulis Trump di Twitter.